Pasir Waktu di Padang Gurun
August 16, 2024
Di tengah hamparan luas padang gurun yang tak berujung, berdirilah sebuah menara pasir yang tua. Menara itu diceritakan sebagai tempat yang menyimpan kekuatan luar biasa: Pasir Waktu. Legenda mengatakan bahwa setiap butir pasir di menara itu dapat menghentikan waktu selama satu detik, namun pada harga yang mahal: sebuah kenangan berharga harus dikorbankan sebagai ganti.
Suatu ketika, seorang pemuda bernama Raka, yang telah berkelana jauh dari desanya demi mencari arti hidup, tiba di padang gurun tersebut. Ia mendengar cerita tentang menara pasir dari para petualang yang ia temui di perjalanan. Raka dilanda rasa penasaran dan harapan. Begitu sampai di depan menara, ia melihat butiran pasir yang berkilauan, seolah mengundangnya untuk menyentuhnya.
Raka berdiri terpaku, teringat akan kenangan indah bersama Ibu, yang selalu membacakan dongeng sambil mengelus kepalanya. Rasa rindu menyeruak di hatinya. “Apakah aku berani mengorbankan ini?” batinnya. Setelah beberapa detik merenung, ia mengambil keputusan. Ia ingin kembali ke masa lalu, melihat senyum ibunya yang hangat.
Dengan berani, Raka mengumpulkan butir pasir dari menara dan merasakannya berdesir di telapak tangannya. Seketika, suara angin lembut membisikkan, “Kau siap?” Raka mengangguk, menutup matanya, dan yang terjadi selanjutnya adalah ledakan cahaya yang lebih cerah dari matahari.
Ketika membuka mata, Raka menemukan dirinya kembali di rumahnya, di ruang yang sama di mana ia dulu meluangkan waktu bersama Ibu. Ia melihat Ibu sedang merajut, tersenyum saat melihatnya. Air mata mengalir di pipi Raka, tetapi ia merasakan ada sesuatu yang hilang—kenangan yang indah itu kini hanya hantu yang membayang di benaknya.
Setelah sejenak bercengkerama, Ibu bertanya, “Apa yang membuatmu kembali, Nak?” Raka tersentak, ingat akan kenangan yang harus dikorbankan. “Aku ingin memeluk waktu lebih lama bersamamu,” ujarnya, tetapi di dalam hatinya, ia tahu tidak ada yang dapat mengembalikan kenangan yang telah hilang.
Kembali ke padang gurun, Raka berdiri di depan menara pasir sambil merenungi keputusan yang diambilnya. Meski ia kehilangan satu kenangan berharga, ia mendapatkan kembali momen-momen berharga yang tidak ternilai. Tiba-tiba, dia tersadar bahwa wajah dan senyum Ibu akan selamanya hidup dalam dirinya, meski waktu terus berjalan.
Raka memutuskan untuk meninggalkan menara pasir, tidak untuk mencarinya lagi, tetapi untuk terus mengingat dan menghargai setiap detik yang telah dilaluinya bersama orang-orang yang dicintainya. Dengan langkah mantap, ia menjejakkan kaki di pasir padang gurun, merasakan betapa berharganya waktu itu—sebuah perjalanan menuju masa depan yang menanti.
—
**Deskripsi Gambar:**
Gambar menampilkan hamparan padang gurun yang luas dan gersang, dengan latar belakang menara pasir yang tinggi dan berkilau di bawah sinar matahari. Di dekat menara, terdapat sosok pemuda bernama Raka yang tampak merenung, dengan puing-puing kenangan di sekelilingnya. Pasir di sekeliling menara tampak berkilauan, menyerupai bintang yang jatuh, menambahkan kesan magis pada suasana.