ID Times

situs berita dan bacaan harian

Fragmen Garis Waktu yang Terpecah

Di suatu malam yang gelap, di pinggiran kota yang sunyi, terdapat sebuah toko benda antik yang sudah berusia ratusan tahun. Toko itu dipenuhi berbagai barang unik yang seolah menyimpan cerita dari masa lalu. Di sudut toko, terdapat sebuah jam kecil berbentuk bulat dengan ukiran halus di setiap sisinya. Jam itu tampak biasa saja, tetapi bagi yang paham, ia adalah kunci rahasia untuk menjelajahi garis waktu.

Pemilik toko, seorang pria paruh baya bernama Pak Haris, adalah penjaga rahasia tersebut. Sejak muda, ia telah belajar tentang garis waktu dan bagaimana benda-benda tertentu dapat terhubung dengan dimensi lain. Suatu hari, seorang gadis remaja bernama Maya datang ke toko tersebut. Ia adalah seorang pelajar yang cerdas tetapi merasa kehilangan arah dalam hidupnya. Di antara barang-barang antik, Maya merasakan adanya magnetisme yang menariknya untuk mendekati jam tersebut.

“Ini adalah jam tua, Sayang,” kata Pak Haris saat melihat Maya mengaguminya. “Tapi ada lebih banyak dari apa yang terlihat. Ia bisa membawamu ke tempat dan waktu yang berbeda.”

Maya, yang terpesona, meminta izin untuk melihat lebih dekat. Saat tangannya menyentuh permukaan jam, tiba-tiba cahaya berkilau memancar, dan dunia sekitarnya mulai bergetar. Ketika cahaya itu mereda, Maya mendapati dirinya berada di tengah hutan yang lebat.

Hutan itu tidak seperti yang pernah ia lihat sebelumnya. Pohon-pohon menjulang tinggi, dan cahaya bulan tidak bisa menerangi bumi seperti biasanya. Maya merasa cemas tetapi juga bersemangat. Tanpa tahu ke mana harus pergi, ia mulai menjelajah.

Setelah beberapa waktu, ia menemukan sebuah desa kecil yang tampak terasing dari peradaban modern. Di antara rumah-rumah sederhana itu, ia melihat sekelompok anak-anak sedang bermain. Mereka tampak bahagia, tanpa beban seperti yang ia rasakan. Maya mendekati mereka, dan anak-anak itu menatapnya dengan rasa ingin tahu.

“Siapa kamu?” tanya salah satu anak.

“Aku… aku tidak tahu,” jawab Maya. Meskipun bingung, ia merasakan kehangatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Mereka mengundangnya untuk bermain, dan selama beberapa jam, Maya merasakan keceriaan yang hilang dari hidupnya. Namun, seiring waktu berlalu, ia mulai merindukan rumahnya dan tahu bahwa ia harus menemukan jalan kembali. Ia mengingat jam itu dan berusaha memikirkan cara untuk menggunakannya kembali.

Ketika Maya berbalik untuk pergi, ia melihat seorang pria tua dengan jubah panjang mendekatinya. Pria itu memiliki mata yang penuh kebijaksanaan dan seolah memancarkan aura misterius.

“Kau tidak bisa pergi begitu saja, Nak,” kata pria itu lembut. “Setiap perjalanan dalam waktu memiliki konsekuensinya sendiri.”

Maya terdiam, teringat tentang kehidupannya yang penuh tekanan dan harapan. “Apa yang harus kulakukan?” tanyanya dengan suara penuh keraguan.

Pria tua itu tersenyum, “Kau harus memilih. Jika kau ingin kembali ke dunia asalmu, kau harus meninggalkan sesuatu yang berharga di sini.”

Maya memikirkan tentang mimpinya, tentang semua yang ia inginkan dalam hidup ini. Tanpa sadar, ia telah menjalin ikatan dengan anak-anak tersebut. Apa yang bisa ia tinggalkan? Cinta? Harapan? Keceriaan?

Ketika ia kembali ke lapangan bermain, anak-anak itu menyambutnya dengan semangat. Maya merasa hatinya berat. Ia ingin membawa keceriaan ini pulang, tetapi ia juga ingin kembali kepada kehidupan yang nyata.

Malam semakin larut, dan bulan menggantung rendah di langit. Maya merasakan panggilan untuk kembali. Ia memutuskan untuk meninggalkan mainan kecil yang ia bawa, sebuah kalung yang diberikan oleh ibunya. “Kali ini aku pergi, tapi aku akan selalu ingat kalian. Ini untuk kalian,” katanya sambil meninggalkan kalung itu di tengah-tengah lapangan.

Seakan merasakan niatnya, cahaya kembali muncul dari jam tersebut. Dengan segenap hati, Maya menutup matanya dan berdoa agar ia bisa mendapatkan kembali hidupnya tanpa kehilangan kenangan yang telah ia buat.

Saat cahaya meredup, Maya terbangun di dalam toko Pak Haris. Jam itu kembali berdetak, seakan tidak terjadi apa-apa. Namun, di dalam hati Maya, segalanya telah berubah. Keceriaan dan rasa keberanian mengalir dalam dirinya.

Ia mendekati Pak Haris, yang tampaknya mengetahui apa yang telah terjadi. “Apakah aku benar-benar pergi?” tanyanya.

“Ya, kau pergi, dan kau kembali,” jawab Pak Haris. “Tapi ingat, perjalanan waktu bukan hanya tentang ke mana kita pergi. Ini juga tentang apa yang kau pelajari di dalamnya.”

Maya tersenyum, menyadari bahwa ia tidak hanya kembali untuk meneruskan hidupnya, tetapi juga dengan pengalaman dan keberanian baru. Ia tidak lagi merasa tertekan; sebaliknya, ia merasa lebih kuat dan siap menghadapi tantangan hidup yang lebih besar.

Sejak saat itu, Maya sering mengunjungi toko Pak Haris. Ia belajar tentang berbagai hal, termasuk sejarah, psikologi, dan seni. Ia menemukan jalannya sendiri dan mengejar mimpi-mimpinya dengan sepenuh hati. Setiap kali ia merasa ragu, ia teringat tentang perjalanan waktunya dan anak-anak yang ia temui. Keceriaan itu menjadi bahan bakar bagi semangatnya.

**Garis Waktu yang Terpecah**

Maya juga memahami satu hal penting: meskipun kita tidak bisa mengubah masa lalu, kita bisa membuat pilihan yang menentukan garis waktu masa depan kita.

Setahun kemudian, Maya mengadakan pameran seni kecil di tempatnya bermain di desa kuno itu. Ia mengecat mural tentang keceriaan, harapan, dan kekuatan. Dalam setiap goresan, ia mengingatkan dirinya bahwa setiap garis waktu adalah fragmen yang berharga dari diri kita. Tidak peduli seberapa berantakannya atau seberapa jauh terpecah, kita selalu bisa menyatukan kembali potongan-potongan itu menjadi sesuatu yang lebih indah.

### Image Description:
Ilustrasi menggambarkan seorang gadis remaja berdiri di antara hutan lebat dengan cahaya bulan yang bersinar, latar belakang menunjukkan sebuah desa kecil yang damai. Di tangannya, ada jam bulat antik yang bersinar, dikelilingi oleh aura cahaya magis. Wajah gadis itu memperlihatkan perpaduan antara rasa kagum dan kebingungan, momen yang menandakan peralihan antara dua waktu dan tempat.

**Fragmen Garis Waktu yang Terpecah**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *