ID Times

situs berita dan bacaan harian

Bintang yang Menjadi Makhluk Bisu

Di tengah malam yang sunyi, di atas langit yang luas, ada sebuah bintang bercahaya bernama Aluna. Aluna adalah bintang paling cerah di antara yang lain, dan karena sinarnya yang mempesona, banyak makhluk di bumi mengaguminya. Mereka sering mengangkat tangan dan berdoa, berharap bintang ini akan memberikan mereka nasib baik. Namun, Aluna memiliki rahasia yang dalam.

Setiap malam, ketika manusia beristirahat dan dunia berada dalam mimpinya, Aluna merindukan sesuatu yang lebih dari sekadar sinar di langit. Ia ingin bicara, ingin berbagi. Namun, sayangnya, sebagai bintang, kemampuannya itu tak pernah terwujud. Ia hanya bisa bersinar, menyinari malam tanpa suara.

Suatu malam, ketika Aluna bersinar paling terang, ia melihat seorang gadis kecil bernama Mira. Gadis itu duduk di teras rumahnya, menatap ke arah langit dengan mata penuh harapan. Aluna bisa merasakan kerinduan di dalam hati Mira. “Aku ingin kamu mendengar suaraku,” pikir Aluna. Dalam keputusasaannya, ia berdoa kepada alam semesta.

Tiba-tiba, dengan seberkas cahaya, sebuah keajaiban terjadi. Aluna merasakan tubuhnya bergetar, dan dalam sekejap, ia ditarik dari langit hingga jatuh ke bumi, menjadi makhluk bisu. Dalam bentuk manusia, Aluna menjadi seorang pemuda tampan dengan rambut keperakan yang berkilau seperti bintang-bintang. Di bumi, ia diberi nama Raka. Raka tidak bisa berbicara, tapi ia bisa mendengar dan merasakan segala sesuatu di sekitarnya dengan lebih mendalam.

Mira yang melihat keturunan baru ini merasa ada sesuatu yang istimewa pada Raka. Meskipun Raka tak bisa berbicara, ia memiliki mata yang berbinar seolah ingin mengatakan banyak hal. Setiap kali Mira bergurau, Raka akan tersenyum lebar, membuat hatinya bergetar. Mereka mulai menghabiskan waktu bersama, menciptakan berbagai kenangan indah.

Dengan kehadiran Raka, hari-hari Mira dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka bermain di lapangan, menggambar di pasir, dan bercerita tentang mimpi-mimpi mereka. Raka menggambar gambar-gambar di pasir, menciptakan berbagai bentuk dan makna, yang membuat Mira tertawa seharian. Raka secara tak langsung menunjukkan canda tawa kebahagiaan meskipun tanpa kata-kata.

Namun, waktu berlalu dan Mira semakin heran mengapa Raka tak pernah mengeluarkan suara. “Raka, mengapa kamu tidak pernah berbicara?” tanya Mira suatu malam ketika mereka menatap bintang-bintang berkelap-kelip. Raka hanya tersenyum dan mengalihkan perhatian ke sebuah bintang jatuh yang melintas. Mira menarik nafasnya, dan alasannya masih tetap menjadi teka-teki.

Ketika malam tiba, Raka sering kembali ke tempat di mana ia pertama kali mendarat. Di situ, ia melihat ke arah langit dan merindukan tempat asalnya. Sebagai bintang, Aluna tahu bahwa kelemahan hidup di bumi harus dibayar dengan semua balasan indah yang ia alami bersama Mira. Namun, hati Raka terbelah antara cinta dan tanggung jawab.

Suatu malam, saat bulan purnama bersinar cerah, Raka berdiri sendirian di tepi danau, memandangi bayangannya di air. Ia teringat betapa bersinarnya dirinya saat berada di angkasa, dan betapa menyedihkannya harus hidup tanpa suara. Air danau tenang, mencerminkan bulan yang bulat sempurna. Raka berbisik dalam hati, “Apakah lebih baik menjadi bintang, atau menjadi makhluk yang bisa merasakan kehangatan cinta, meskipun tanpa suara?”

Tepat pada saat itu, suara lembut datang dari dalam dirinya: “Cintamu mengubahku, Mira. Akan tetapi, aku tidak bisa terus bersembunyi di balik kesunyian ini.” Saat itu, Raka menyadari bahwa ia harus memilih. Jika ia tetap di bumi, ia akan kehilangan semua yang sebenarnya ia inginkan sebagai bintang, yaitu berbagi cahaya, harapan, dan kebahagiaan kepada dunia.

Keesokan harinya, Raka bertemu dengan Mira di bawah pohon besar di dekat danau. Ia tahu saatnya telah tiba. Sambil menatap mata Mira, Raka menggenggam tangannya. Meskipun tak ada suara yang keluar, pandangan mereka berbicara lebih dari sekadar kata-kata.

“Gadis manis, setiap detik bersamamu adalah sinar terindah dalam hidupku,” terlihat oleh Mira pada tatapan Raka. Dalam momen hening itu, Raka memutuskan untuk memberi Mira sesuatu yang tak akan pernah dilupakan.

Dengan segenap hati, Raka memejamkan mata dan berdoa dengan penuh keyakinan. Dalam sekejap, cahaya yang menyilaukan muncul di sekeliling mereka. Raka merasa tubuhnya kembali bergetar, perlahan-lahan terangkat dari tanah. Mira terperangah, matanya melebar saat melihat Raka bersinar dengan cemerlang, kembali menjadi bintang. “Jangan lupakan aku,” suara hatinya berbisik. “Cintamu adalah sinarku.”

Raka terbang kembali ke langit, meraih kembali posisi sebagai bintang paling terang. Namun, dia tidak pergi tanpa meninggalkan jejak. Sebelum menghilang, Raka membentuk konstelasi baru yang menyerupai diri dan Mira, yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang percaya pada keajaiban cinta. Sementara itu, pandangan Mira tertuju ke langit, harapan dan rasa kehilangan berbaur dalam hatinya.

Sejak hari itu, setiap kali orang-orang melihat bintang di malam hari, mereka akan teringat pada kisah cinta abadi antara bintang dan gadis di bumi. Dan bagi Mira, setiap bulannya ia melihat ke langit, ia tahu bahwa Raka selalu ada di sana, menyinari jalannya, menjadi bintang bisu yang berbicara dalam gelap.

Dan hingga saat ini, ketika malam tiba, orang-orang masih menatap langit cemerlang, mencari konstelasi di antara banyak bintang, berharap bintang yang bisu itu akan mendengarkan harapan mereka juga.

**Deskripsi Gambar untuk Artikel:**
Gambar yang mendampingi artikel ini menampilkan langit malam yang indah dengan bintang-bintang berkelap-kelip. Di bawah langit, terlihat seorang gadis kecil bernama Mira yang duduk di teras, menatap ke arah konstelasi baru yang bersinar paling terang. Di latar belakang, ada siluet Raka yang bersinar dengan sinar bintang, melambangkan keajaiban dan cinta yang abadi. Warna yang dominan adalah biru tua, hitam, dan emas, menggambarkan kedamaian malam saat momen berharga ini terjadi.

**Bintang yang Menjadi Makhluk Bisu**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *