ID Times

situs berita dan bacaan harian

Makhluk di Balik Cahaya Bintang

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hutan lebat dan pegunungan tinggi, terdapat sebuah tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad. Setiap malam, ketika bintang-bintang mulai bermunculan di langit, warga desa berkumpul di alun-alun untuk menceritakan kisah-kisah yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Tradisi ini menjadi lebih istimewa ketika bulan purnama tiba, penerangan alami yang membuat langit seolah-olah berbintang lebih terang.

Suatu malam yang hangat, seorang bocah bernama Raka, yang baru berusia sembilan tahun, datang dengan semangat yang tak tertandingi. Dia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan pendengar yang baik. Saat semua orang berkumpul, kakek Lurah, seorang lelaki tua yang kebijaksanaannya tak terbantahkan, mulai bercerita tentang “Makhluk di Balik Cahaya Bintang.”

“Dahulu kala,” kakek Lurah memulai, suaranya tenang dan dalam, “ada makhluk yang mendiami alam semesta yang jauh, tempat di mana bintang-bintang lahir. Makhluk itu bernama Lira, dan ia adalah penjaga cahaya bintang. Setiap malam, ia terbang melintasi langit, menyebarkan cahaya bintang agar semua makhluk di bumi bisa melihatnya.”

Raka mendengarkan dengan penuh perhatian, membayangkan Lira melayang di antara bintang-bintang yang berkilauan. “Tetapi ada satu hal yang membuat Lira sangat sedih,” lanjut kakek. “Ia ingin sekali berbicara dengan makhluk di bumi, namun tidak ada satu pun yang dapat mendengar suaranya. Bintang-bintang hanyalah cahaya, dan suara tidak bisa menjangkau dunia mereka.”

Hati Raka bergetar. Ia merasa terhubung dengan cerita ini, seolah-olah ada sesuatu yang bisa ia lakukan untuk membantu Lira. Ketika kakek Lurah selesai bercerita dan semua orang mulai pulang, Raka memutuskan untuk melakukan pencarian. Ia ingin menemukan cara agar Lira bisa berbicara dengan dunia ini.

Malam itu juga, dengan keberanian dalam hatinya, Raka pergi ke puncak bukit di luar desanya. Dari sana, ia bisa melihat seluruh langit berbintang. Dengan penuh harapan, Raka mulai berteriak, “Lira! Lira! Apakah kau mendengar aku?”

Beberapa saat berlalu tanpa jawab, tetapi Raka tidak menyerah. Ia terus memanggil dan memanggil hingga tenggorokannya kering. Tiba-tiba, cahaya terang menyinari puncak bukit, dan Raka terkejut melihat bayangan seseorang muncul dari cahaya itu.

“Siapa kau?” tanya Raka, matanya lebar penuh rasa ingin tahu. Betapa tidak biasanya melihat sosok dengan sayap bercahaya dan gaun berkilauan, seperti dibentuk dari cahaya bintang itu sendiri.

“Saya adalah Lira,” jawab makhluk itu dengan suara lembut yang seolah-olah berasal dari ribuan bintang. “Aku tidak pernah mendengar suara manusia sebelumnya.”

Raka hampir tidak percaya. Ia berbicara dengan makhluk yang selama ini ia bayangkan. “Aku ingin membantu, Lira. Aku ingin agar kau bisa berbicara dengan kami. Apa yang harus kulakukan?” tanyanya penuh harap.

Lira tersenyum, tetapi senyumnya tidak sama seperti yang ia tunjukkan sebelumnya. “Ada sebuah jembatan yang menghubungkan dunia kita, Raka. Namun, jembatan itu terbuat dari cahaya cinta dan harapan. Jika kau bisa mengumpulkan cinta dan harapan dari orang-orang di desamu dan membagikannya malam ini, maka aku bisa menjadi lebih dekat dengan kalian.”

Mendengar itu, semangat Raka semakin membara. Ia berlari turun dari bukit dan langsung mengumpulkan teman-teman serta keluarga untuk memberi mereka inspirasi. Selama beberapa jam berikutnya, mereka saling berbagi cerita penuh kasih, harapan, dan impian. Raka mengajak mereka untuk menuliskan nota kecil berisi harapan mereka dan menggantungkan nota tersebut di pohon besar di tengah desa.

Malam pun semakin larut, sinar bulan semakin cerah, dan Raka merasakan bahwa cinta dan harapan sudah cukup dikumpulkan di desa mereka. Raka kembali ke bukit dengan hati yang penuh harapan. Dalam gelap yang tenang itu, ia melihat Lira menunggu dengan sabar.

“Apakah kau sudah mengumpulkan cinta dan harapan?” tanya Lira.

“Ya, ini semua yang kami miliki,” jawab Raka dengan bangga sambil mengarahkan telunjuknya ke arah desa yang bersinar samar di bawah langit malam.

Lira mengangkat tangannya, menciptakan lingkaran cahaya yang menjulang tinggi ke langit. Cahaya itu berubah menjadi arus yang memunculkan warna-warni indah, dan Raka melihat bayangan-bayangan kasih dan harapan melayang turun dari langit. Semua nota yang digantung di pohon juga berkilauan seakan menjawab undangan Lira.

Lira mulai berbicara, suaranya kini bisa didengar oleh Raka dan para penduduk desa. “Aku mendengarmu, anak yang penuh harapan. Dengan cinta dan harapan itu, aku bisa menyebarkan pesan kita ke seluruh alam semesta. Mulai malam ini, saya akan selalu menjadi bagian dari kalian, meskipun kita terpisah oleh jarak. Semoga setiap bintang yang bersinar menjadi pengingat bahwa dalam setiap kegelapan, ada cahaya yang dapat mempersatukan kita.”

Raka merasa terharu, dan air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. Sejak malam itu, setiap kali Raka melihat ke langit dan melihat bintang-bintang, ia merasa tidak sendirian lagi.

Selama bertahun-tahun setelah malam itu, desa itu menjadi tempat di mana setiap orang berbagi kisah dan berbicara hingga jauh larut malam. Tradisi itu tidak hanya mengikat mereka, tetapi juga mengingatkan semua orang bahwa, di balik cahaya bintang, ada keajaiban dan makhluk-makhluk yang akan selalu mendengarkan mereka. Bintang-bintang adalah jembatan antara dua dunia yang berbeda, dan kasih sayang yang tulus dapat mengubah segalanya.

Raka tumbuh menjadi seorang pengcerita, dan setiap kisah yang diceritakannya, setiap impian yang dibagikannya, selalu berdasarkan pada pengalaman luar biasa malam itu. Raka tidak hanya mengingat Lira, tetapi dia berhasil menjaga bintang-bintang tetap bersinar di hati setiap pendengar kisahnya.

Dan setia malam, ketika langit berbintang menerangi desa, penduduknya akan melihat lebih dari sekadar cahaya. Mereka melihat persahabatan, harapan, dan cinta yang mana, di balik cahaya bintang, Lira—makhluk yang mengubah segalanya—akan selalu menjaga mereka dengan cahaya yang tak pernah padam.

### Deskripsi Gambar untuk Artikel:

Gambar menggambarkan suasana malam di puncak bukit dengan langit berbintang yang penuh gemerlap. Di latar depan, terlihat sosok Raka, seorang bocah laki-laki berkulit cokelat dengan mata besar yang bersinar penuh harapan. Di sampingnya, Lira, makhluk bercahaya dengan sayap yang terbuat dari cahaya bintang, mengeluarkan aura keindahan dan magis. Di kejauhan, siluet desa terlihat damai, dikelilingi oleh pepohonan yang gelap sementara bulan purnama memancarkan sinar lembut yang menerangi seluruh pemandangan. Diagram ini menciptakan suasana keajaiban dan kerjasama antara manusia dan makhluk alam semesta yang luar biasa, menceritakan kisah cinta dan harapan.

### Makhluk di Balik Cahaya Bintang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *