ID Times

situs berita dan bacaan harian

Pertemuan dengan Penjaga Galaksi Spiral

Di tengah malam yang kelam, bintang-bintang berkelip bagaikan koin emas yang tersebar di langit. Hujan meteor meluncur dengan elegan, menciptakan jejak-serpihan yang mengagumkan. Di atas bukit batu setinggi seratus meter, di luar desa kecil bernama Galang, seorang pemuda bernama Arya mengamati panorama menakjubkan itu. Sejak kecil, Arya terpesona oleh luar angkasa. Ia sering menghabiskan malam-malamnya dengan teleskop tua milik ayahnya, menjelajahi bintang-bintang dan berimajinasi tentang kehidupan di planet lain.

Malam itu, saat Arya menatap langit, sebuah cahaya cerah tiba-tiba melintas dan terjatuh di antara pepohonan di sisi bukit. Arya merasa penasaran dan, tanpa berpikir panjang, ia melangkahkan kakinya turun ke arah cahaya tersebut. Hatinya berdebar, campur aduk antara rasa takut dan rasa ingin tahunya yang besar.

Setelah berjalan selama sepuluh menit, ia sampai di sebuah area hutan yang dipenuhi cahaya kemerahan yang aneh. Di tengahnya, ia menemukan sebuah pesawat luar angkasa berbentuk piramida, bersinar dengan cahaya nan cerah. Pesawat itu dikelilingi oleh asap biru yang mengepul perlahan, menciptakan suasana mistis. Arya tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dalam kisah-kisah buku sains fiksi yang sering dibacanya, tidak pernah terbersit dalam benaknya bahwa ia akan melihat pesawat luar angkasa dengan mata kepalanya sendiri.

Ketika mendekati, tiba-tiba pintu pesawat terbuka dengan sendirinya. Dari dalam pesawat, keluar seorang makhluk tinggi ramping, dengan kulit berwarna perak yang bersinar bagaikan bintang. Makhluk itu memiliki mata besar yang tampak dalam, dengan pupil biru tua yang berkilauan. Ia mengenakan jubah panjang berwarna hitam yang bergerak lembut meski tanpa angin. Arya merasa terpesona dan sekaligus takut.

“Selamat datang, anak bumi,” suara makhluk itu lembut namun memiliki gema yang terasa di seluruh tubuh Arya. “Aku adalah Elion, Penjaga Galaksi Spiral.”

Arya tidak bisa berkata-kata. Ia hanya mampu mengangguk.

“Aku datang untuk menemui beberapa individu yang terpilih, dan sepertinya, nasib membawamu ke sini,” Elion melanjutkan, senyum hangat di wajahnya. “Aku mendeteksi potensi luar biasa dalam dirimu.”

“Apa maksudmu? Potensi untuk apa?” tanya Arya lirih, masih terpesona.

“Galaksi Spiral membutuhkan bantuan,” jawab Elion, suara lembut namun tegas. “Kekuatan kegelapan telah mulai merayap, mengancam keseimbangan alam semesta. Kami para Penjaga memerlukan seorang pengembara, seseorang dengan integritas dan keberanian untuk menghadapi apa yang akan datang.”

Suara Elion seperti musik yang membangkitkan semangat di dalam diri Arya. Dia merasa hatinya bergejolak. “Apa yang bisa saya lakukan?” tanyanya.

Elion melangkah mundur sedikit, mengulurkan tangannya, dan sebuah bola cahaya berputar muncul di telapak tangannya. “Ini adalah Kristal Bintang. Sumber energi galaksi, sekaligus senjata melawan kegelapan. Namun, seperti semua hal yang memiliki kekuatan besar, ada tanggung jawab yang menyertainya.”

Arya mengamati bola cahaya itu dengan saksama. Energi yang dipancarkannya terasa hangat dan memikat. “Apa yang harus saya lakukan?” tanyanya lebih mantap.

Elion menggandeng tangan Arya dan bersiap untuk memasuki pesawat luar angkasa. “Kau akan belajar banyak tentang galaksi dan apa yang harus dilakukan. Bersiaplah untuk berpetualang.”

Ketika melangkah ke dalam pesawat, Arya merasakan getaran yang menyebar melalui tubuhnya. Dia melihat ke dalam kabin yang bersih dan futuristik, di mana layar holografik memproyeksikan peta bintang-bintang dan jalur galaksi.

“Semua ini… ini nyata?” Arya bertanya pada diri sendiri, tak kuasa menahan kekagumannya.

Elion tersenyum, “Luar angkasa adalah tempat di mana segala kemungkinan ada. Dan kau, Arya, akan menjadi bagian dari cerita ini.”

Dalam sekejap, pesawat itu meluncur ke langit, menembus batas atmosfer Bumi dengan kelembutan yang memukau. Arya melihat ke bawah, menyaksikan Bumi semakin kecil, dan hatinya dipenuhi rasa kebanggaan dan tantangan.

Saat pesawat melintasi galaksi, Elion menjelaskan tentang berbagai planet, bintang, dan makhluk asing yang ada. Arya terpesona oleh kisah-kisah dari dunia yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Mereka melewati Nebula Cinta, tempat di mana bintang-bintang lahir, dan Planet Air, di mana lautan luas mengandung kehidupan yang meriah. Setiap tempat berlalu mengajarkan Arya tentang kebesaran dan keragaman alam semesta.

Akhirnya, mereka sampai di planet yang terlihat gelap, kontras dengan keindahan planet-planet yang baru saja mereka lewati. Planet itu bernama Noxus, tempat di mana kekuatan kegelapan telah menguat. Elion berkata, “Kita harus berhati-hati. Di sini, kegelapan dapat mengambil bentuk nyata. Ia akan mencoba menguji keberanian dan keteguhan hatimu.”

Saat turun ke permukaan planet, Arya merasakan hawa dingin dan kesunyian yang mencekam. Di tengah area yang gelap, ada sebuah kuil tua yang rusak. “Di sanalah sumber kegelapan berada,” kata Elion. “Kau harus menghentikannya.”

Dengan Kristal Bintang di tangan, Arya merasakan aliran kekuatan yang selaras dengan keberanian di dalamnya. Ia melangkah maju, mendekati kuil. Saat ia memasuki kuil, bayangan gelap mulai menyerang, berbentuk arwah-arswah yang terperangkap dalam kegelapan. Mereka berlari ke arah Arya dengan wajah penuh kemarahan dan kesedihan.

“Jangan mundur!!” teriak Elion, mendorong Arya maju.

Arya memusatkan energi dari Kristal Bintang. Dengan rasa takut dan semangat, ia melepaskan cahaya yang teramat cerah. Cahaya itu mengusir bayangan-gelap dan meresap ke dalam setiap sudut kuil. Arya merasakan kekuatan mengalir dalam dirinya, dan seiring cahaya memenuhi ruang, suara tangisan berubah menjadi suara ketenangan.

Setelah perjuangan panjang, bayangan-bayangan itu hilang, dan kegelapan di sekelilingnya mulai memudar. Arya tersenyum. Ia merasakan bahwa dirinya tidak sendiri. Kekuatan yang lebih besar dari dirinya mengalir bersamanya, mengarahkan langkahnya.

“Bagus, Arya! Kau telah melakukan hal yang luar biasa,” ujar Elion dengan bangga.

Kuil itu tiba-tiba mulai bersinar, memancarkan energi positif. Dalam sekejap, langit planet itu dipenuhi cahaya bintang, dan kehidupan mulai belakangan menghuni kembali tempat yang sebelumnya kelam tersebut.

Misi mereka selesai, tetapi Arya tahu ini hanya awal dari perjalanan yang lebih panjang. Ketika mereka kembali ke pesawat, Arya mengangkat kepala, menatap langit yang dipenuhi bintang. “Aku ingin melanjutkan perjalanan ini. Aku belum siap untuk pulang.”

Elion tersenyum. “Misi kita masih banyak. Dan selama kau memiliki keberanian dalam hati, galaksi akan selalu membawamu menempuh jalan yang tepat.”

Dalam pesawat yang melaju kembali ke arah Bumi, Arya merasakan embun pagi menyirami jiwanya. Dia tahu, di luar sana, ada banyak hal yang masih harus ia pelajari dan temui. Dia adalah Penjaga masa depan.

**Deskripsi Gambar untuk Artikel:**
Gambar yang menyertai artikel menunjukkan pemandangan luar angkasa yang megah, dengan bintang-bintang berkilau di latar belakang serta pesawat luar angkasa berbentuk piramida yang bersinar. Di depan pesawat, terlihat seorang makhluk dengan kulit perak dan jubah hitam, berdiri berdampingan dengan seorang pemuda dengan ekspresi kagum, memperlihatkan momen pertemuan yang magis antara Arya dan Elion, Penjaga Galaksi Spiral.

**Cerita Pendek: Pertemuan dengan Penjaga Galaksi Spiral**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *