ID Times

situs berita dan bacaan harian

Suara dari Bintang Terselubung

Di sebuah desa kecil di kaki gunung, terdapat sebuah legenda yang diwariskan secara turun-temurun. Legendanya bercerita tentang bintang yang terselubung, sebuah bintang yang hanya muncul pada malam tertentu dan memiliki suara yang indah, mampu memikat hati siapa saja yang mendengarnya. Namun, tidak ada yang pernah melihat bintang tersebut dengan jelas; ia selalu dikelilingi oleh kabut misterius yang membuat wujudnya sulit dikenali.

Di desa itu, tinggal seorang gadis bernama Nara. Nara adalah anak yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Ia memiliki sebuah cita-cita sederhana: ingin melihat bintang yang terselubung dan mendengar suaranya. Setiap malam, Nara duduk di halaman rumahnya, mengamati langit berbintang, berharap bisa mendengar melodi yang dikabarkan sangat indah.

Suatu malam, setelah mendengarkan cerita dari neneknya tentang bintang itu, Nara memutuskan untuk berpetualang. Ia bertekad untuk menemukan bintang yang terselubung. Dengan bantuan sahabat dekatnya, Dito, mereka merencanakan perjalanan ke puncak gunung tertinggi di sekitar desa, tempat kabut paling tebal dan saat bintang tersebut diyakini akan muncul.

Hari yang ditentukan pun tiba. Nara dan Dito mempersiapkan perbekalan dan berangkat pagi-pagi sekali. Perjalanan mereka dipenuhi dengan tawa dan canda. Mereka melewati rimbunnya hutan, menyeberangi sungai kecil, dan mendaki lereng yang curam. Keduanya berhenti sejenak untuk beristirahat dan menikmati keindahan alam sekitar. “Jika kita berhasil menemukan bintang itu, kita pasti akan menjadi terkenal di desa,” Dito berkata penuh semangat. Nara tersenyum lebar, membayangkan betapa indahnya jika mereka bisa menceritakan pengalaman itu kepada semua orang.

Setelah berjalan berjam-jam, akhirnya mereka tiba di puncak gunung menjelang malam. Langit mulai gelap, dan bintang-bintang satu per satu tampak bersinar cerah. Namun, tidak ada tanda-tanda bintang yang terselubung. Nara dan Dito masih optimis. Mereka mendirikan tenda dan menyiapkan api unggun untuk menghangatkan badan.

Saat malam semakin dalam, kabut mulai menyelimuti puncak gunung. Nara merasa berdebar, dan di dalam hatinya ada rasa harap akan suara indah itu. Dito menyandarkan tubuhnya pada batang pohon, tampak mengantuk, sementara Nara terus menatap langit dan kabut yang menari-nari di atas mereka.

Tiba-tiba, Nara mendengar sebuah nada lembut yang dibawa angin. Suaranya pelan, tetapi begitu indah seolah mengajak jiwa untuk berdansa. Dengan penuh semangat, Nara menggoyangkan Dito. “Dito! Dengarkan itu!” teriaknya.

Dito terbangun dengan tatapan bingung. “Apa yang kau dengar?” tanyanya.

“Nada! Suara yang indah sekali!”

Keduanya bersatu padu, berdiri sambil melawan rasa dingin yang mulai menjalari tubuh. Mereka menoleh ke arah suara itu, mendengarkan dengan seksama. Suara itu seolah datang dari dalam kabut. Semakin lama ia semakin jelas, menggema di sekitar mereka, membangkitkan rasa misteri dan keindahan.

“Hampir seperti lagu, tetapi… itu bukan hanya suara. Rasanya seperti ada sesuatu yang memanggil kita!” kata Nara, matanya berbinar-binar.

Dengan penuh semangat, mereka melangkah maju menuju sumber suara, menembus kabut yang kini semakin tinggi dan tebal. Namun, saat langkah mereka berkolaborasi dengan nada melodi, kabut itu mendadak menjadi sangat kuat, hampir menyusutkan pandangan mereka. Nara meraih tangan Dito, “Ayo! Jangan lepas, kita bisa menemukannya!”

Ketika kabut mulai surut, mereka melihat sebuah cahaya bersinar lembut di depan mereka. Cahaya itu tampak bergetar, seolah-olah menari-nari mengikuti irama suara yang dimainkan. Kedua sahabat itu melangkah lebih dekat, dan tiba-tiba, kabut itu menghilang seolah ditarik oleh kekuatan lain. Di hadapan mereka, ada sebuah bintang yang berkilauan dalam warna pelangi, menggantung rendah seolah bisa dijangkau.

“Kau melihatnya?” bisik Dito ketakutan, selagi Nara mendekat dengan penuh rasa ingin tahu.

“Iya, Dito! Itu bintang yang terselubung!” jawab Nara dengan tidak percaya.

Dari bintang yang berkilau tersebut, suara indah itu mengalun kembali, melodi yang seakan-akan bercerita tentang keindahan hidup, harapan dan mimpi-mimpi yang terpendam. Nara terpesona, hatinya bergetar lembut mengikuti alunan suara, seperti terikat oleh kekuatan magis dari bintang itu.

“Ayo, kita bernyanyi bersamanya!” seru Nara dengan penuh semangat. Mereka mulai bernyanyi mengikuti irama. Keduanya terlarut dalam perasaan keindahan yang menggetarkan jiwa, seolah waktu berhenti dan dunia di sekitar mereka menghilang.

Namun, tak lama kemudian, melodi itu mulai meredup, cahaya bintang memudar, dan kabut berangsur-angsur datang kembali. “Nara! Apa yang terjadi?” teriak Dito, namun suaranya tak dapat melawan kekuatan alam yang tahu cara menghalangi mereka.

“Jangan lepas! Kita tidak boleh terpisah!” seru Nara, tetapi kabut itu semakin pekat, menghalangi pandangan mereka. Mereka berpegangan erat, tetapi kabut membungkam suara mereka, membuat mereka merasa seolah terkunci dalam ruang hampa.

Saat suara mereda sampai hilang sepenuhnya, sepertinya hanya bisa terdengar desahan angin. Nara dan Dito terpisah dalam kabut yang pekat dan hârun, terhisap dalam ketidakpastian. Nara mengambil napas dalam-dalam, berusaha mencari Dito namun hanya kebisingan kabut yang menjawab. Di dalam hatinya, ia bersumpah, ini bukan akhir dari pencariannya. Suara dari bintang terselubung masih ada dalam ingatannya, memberi harapan baru.

Setelah beberapa saat, kabut mulai surut, dan Nara kembali ke puncak gunung tempat mereka berdiri sebelumnya. Namun, Dito tidak ada di sisinya. Rasa cemas mulai menghujam. “Dito! Di mana kau?” teriaknya, tetapi hanya kesunyian yang terdengar.

Dengan tekad yang kuat, Nara memutuskan untuk mencari sahabatnya. Ia berkeliling, memanggil-manggil dengan penuh harap, saat bêbung bintang menembus malam. Tiba-tiba, dari jauh terdengar lagi suara indah yang familiar, seolah mengingatkannya pada melodi bintang terselubung itu.

Nara mengikuti suara itu, berharap Dito ada di sana. Dito, yang seorang pemberani dan penyayang, tidak akan membiarkan Nara sendirian. Dia pasti mencari jalan kembali. Dalam pengembaraan yang penuh rasa takut dan harapan, Nara merasakan semangat bintang terselubung memberi kekuatan bagi mereka, memberinya petunjuk untuk menemukan jalannya kembali.

Di tengah pencariannya, suara itu membawanya ke sebuah lembah kecil. Di sana, ia menemukan Dito duduk di bawah sebuah pohon besar, wajahnya terlihat cemas tapi penuh cahaya. Saat Nara menjangkau, dia langsung melompat dan memeluk Dito dengan erat.

“Kau! Aku mencarimu! Namun kabut itu menghilangkan kita!” Nara berkata sambil terengah. Dito terlihat bernafas lega, dengan senyuman lebar menyambut kembali temannya.

“Aku juga! Tadi aku mendengar suaranya! Seolah bintang itu memanggil kita!” jawab Dito bertanya-tanya.

Mereka berdua menatap ke arah lembah yang tenang, penuh dengan energi magis. Suara indah itu kembali terdengar, dan mereka tahu, bukan hanya kehadiran bintang yang terselubung, tetapi juga kekuatan persahabatan mereka yang membuat perjalanan ini berarti.

Sore itu, di bawah sinar bintang yang memancarkan cahaya magis, Nara dan Dito bersatu kembali, berjanji untuk selalu bersama- sama menggapai harapan dan mimpi, serta menjalani kehidupan yang indah. Suara dari bintang terselubung bukan hanya tentang melodi yang mempesona, melainkan juga tentang ikatan yang tak terputus, saat jiwa saling menemukan jalan pulang.

### Deskripsi Gambar untuk Artikel:
Sebuah ilustrasi malam yang magis dari puncak gunung, di mana sepasang sahabat, seorang gadis dengan rambut panjang dan seorang pemuda, berdiri berhadapan dengan bintang berkilauan yang dikelilingi kabut lembut. Langit bergelar bintang-bintang bersinar cerah, menciptakan suasana misterius dan ajaib. Keduanya terlihat terpesona, seolah bintang itu sedang menyanyikan melodi indah yang dapat dirasakan dengan hati mereka.

**Suara dari Bintang Terselubung**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *