ID Times

situs berita dan bacaan harian

Makhluk yang Bersembunyi di Bawah Awan Debu

Di tengah padang pasir yang luas, semburat keemasan matahari mulai tenggelam, menciptakan bayangan panjang yang menari-nari di atas lahan kering itu. Debu berterbangan, menggoyahkan suasana tenang seolah-olah menggoda sesuatu yang tersembunyi di bawahnya. Dalam hening yang menyentuh, di situlah cerita ini dimulai, di antara hamparan pasir dan langit tak berbatas.

Raka, seorang penjelajah muda, berlayar dalam perjalanan untuk menemukan oasis legendaris yang dikabarkan suci. Dia mendengar desas-desus tentang keindahan tempat itu dari para penduduk desa yang pernah mengunjunginya, dan semangatnya terpompa saat dia melintasi bukit pasir yang tinggi. Raka tahu, gagasan tentang sebuah oasis yang dikelilingi oleh pepohonan hijau dan air yang jernih adalah sesuatu yang langka di tengah gurun yang keras.

Berjalan selama berjam-jam di bawah terik sinar matahari, Raka tiba di suatu tempat di mana debu berputar-putar di sekelilingnya. Anehnya, tiupan angin seolah-olah membentuk awan debu yang misterius. “Sebaiknya aku berhati-hati,” pikir Raka, melanjutkan langkahnya dengan perlahan. Dia merasakan getaran aneh dari dalam diri awan debu tersebut, seolah ada sesuatu yang menunggu untuk diungkap.

Ketika melangkah lebih dekat, jejak kaki Raka terhenti. Di dalam lapisan debu, dia melihat sesuatu bergerak. Seumur hidupnya, dia telah berkeliling di banyak tempat, tetapi tak pernah sekalipun dia melihat gerakan seperti itu. Dengan hati-hati, Raka menundukkan badannya dan berusaha melihat lebih jelas. Yang dia lihat adalah bayangan kecil, tampak seperti sosok yang berusaha bersembunyi.

Sosok itu mengeluarkan suara pelan, mungkin ketakutan, dan dalam sekejap, Raka merasa terinspirasi untuk mendekatinya. “Jangan takut,” katanya pelan, berusaha menenangkan makhluk yang tampaknya bingung dan takut akan kehadirannya.

Dengan hati-hati, Raka mengulurkan tangannya, dan sesaat kemudian, makhluk itu muncul. Terlihat seperti makhluk kecil bertubuh bulat dengan mata besar berbinar cemerlang, seolah-olah menyimpan seribu cerita di dalamnya. Warna tubuhnya campuran antara cokelat dan hijau, membuatnya terlihat semburat seperti pasir dan dedaunan.

“Siapa kamu?” tanya Raka dengan nada lembut, tak ingin menakut-nakuti makhluk tersebut.

“Aku Adira,” jawab makhluk itu, suaranya lirih namun penuh terasa. “Aku adalah penunggu debu. Di sini, aku menjaga dan melindungi yang tersembunyi. Setiap gerakan debu di sekitar kita adalah hasil dari kisah yang telah lama terpendam.”

Raka terkejut mendengar penjelasan itu. Tidak pernah dia bayangkan ada kehidupan di bawah tumpukan debu. “Apa yang kamu maksud dengan ‘menjaga yang tersembunyi’?” tanyanya, rasa ingin tahunya semakin mendalam.

Adira menghela napas, sepertinya memikirkan jawabannya dengan hati-hati. “Di bawah alas debu ini, terdapat banyak cerita para pelancong yang tersesat. Mereka pernah datang ke tempat ini dengan harapan, tetapi entah kenapa, banyak di antara mereka yang tidak pernah menemukan jalan kembali.”

Raka merasakan sesuatu yang dingin melintas di tenggorokannya. Bagaimana bisa dia tidak mengetahui semua ini sebelumnya? “Lalu, apa yang terjadi pada mereka?” tanya Raka, penasaran.

“Mereka terjebak dalam kekecewaan dan kehilangan harapan, dan sama seperti debu, mereka akan hilang jika tidak ada yang mengingat mereka,” jawab Adira dengan sedih. “Aku menjaga bekas jejak mereka supaya mereka tidak sepenuhnya terlupakan.”

Raka merasakan hatinya tergerak. Bagaimana mungkin dia bisa membantu makhluk ini dan para pelancong yang hilang? Berkat keberaniannya, dia berhasil menemukan makhluk ini, tetapi ada banyak lagi yang berjuang dengan harapan dan kenangan di dalam pusaran debu.

“Adira, bagaimana jika kita bisa mengingat mereka? Mengisahkan cerita-cerita mereka untuk orang lain? Dengan begitu, mereka tidak akan hilang selamanya,” usul Raka, dan sebuah cahaya harapan terbangun di dalam dirinya.

Adira tampak berpikir sejenak. “Itu mungkin bisa berhasil, tetapi kita harus berhati-hati. Tenaga debu sangat kuat, dan jika ada yang ingin mengambilnya, mereka bisa berbahaya.”

Dengan tekad baru, Raka dan Adira mulai menempuh perjalanan ke lapisan debu yang lebih dalam. Dalam setiap langkah, Raka mengumpulkan fragmen cerita dari para pelancong yang telah hilang. Setiap kisah terungkap dalam bentuk gambaran, suara, dan aroma yang membangkitkan ingatan—seperti air dari oasis yang membangkitkan kerinduan.

Satu per satu, mereka bertemu dengan jiwa-jiwa yang terjebak dalam kenangan, dan Raka berinteraksi dengan mereka. Ada seorang penyair yang merindukan kota kelahirannya, pedagang yang kehilangan barang berharga, dan bahkan seorang wanita yang mencarikan cinta sejatinya. Setiap kisah mengalir seperti aliran air, memberikan makna baru bagi Raka. Ia merasa terhubung dengan setiap jiwa yang pernah melintasi tanah ini.

Di saat yang sama, Adira mengawasi dengan seksama, menjelaskan kepada Raka mengenai cara setiap jiwa terjebak di antara lapisan debu. Masing-masing dari mereka memiliki harapan yang tak tertunai dan kesedihan mendalam, yang menyatukan mereka dengan awan debu yang mengelilingi mereka. “Kami hanya ingin diingat,” tambah Adira dengan lembut.

Raka menyadari bahwa dia juga adalah bagian dari cerita ini. Di tengah perjalanan untuk menemukan oasis, dia menemukan arti sejati dari harapan dan kenangan. Dia berjanji pada Adira dan jiwa-jiwa terjebak bahwa dia akan menceritakan kisah mereka kepada dunia luar, melepaskan mereka dari belenggu debu.

Saat malam tiba, langit dipenuhi bintang-bintang berkilauan. Raka membangun api unggun dan mulai merangkai cerita-cerita yang dia dengar. Suasana magis mengisi udara, dan Adira menyanyi lembut sambil berputar-putar di sekitar api. Cerita demi cerita terungkap, dan Raka merasa bahwa setiap kisah adalah satu bintang yang bersinar di langit malam.

“Aku akan mengingat semua ini, dan suatu hari nanti, aku akan kembali dan menceritakan kepada orang lain,” janji Raka kepada Adira dan para jiwa yang mendengar. Malam itu, keheningan padang pasir terpecahkan oleh suara cerita, membangkitkan harapan yang tak kunjung padam.

Sekali lagi, Raka merasa angin berhembus lembut, seolah mengantar kehadiran semua jiwa yang hilang. Dalam kekuatan cerita, dia menemukan rasa damai yang tak terpenuhi sebelumnya.

Awan debu perlahan-lahan mulai mereda, dan sinar bintang menembus kegelapan, memberikan harapan baru dalam diri mereka. Raka dan Adira tahu, meskipun perjalanan mereka masih panjang, mereka tidak akan melakukannya sendirian. Mereka bisa terhubung meskipun berada di antara dua dunia.

Ketika keesokan harinya tiba, Raka melanjutkan perjalanan, namun bukan tanpa menjanjikan untuk kembali. Dia meninggalkan jejak-nya di jantung padang pasir, bersama kenangan tak terhitung dari jiwa-jiwa yang telah berani berbagi cerita. Di mana pun langkahnya membawa, dia selalu membawa mereka dalam hatinya, jejak yang terbuat dari cinta, harapan, dan keberanian.

### Deskripsi Gambar
Gambaran ilustrasi untuk cerita ini menunjukkan Raka, seorang penjelajah muda, berdiri di tengah padang pasir yang luas di bawah langit senja. Di sekelilingnya adalah awan debu yang membentuk sosok makhluk kecil, Adira, berdiri di sampingnya dengan mata besar berkilauan. Warna langit cenderung keemasan dengan nuansa ungu di tepinya. Latar belakang dipenuhi bukit pasir yang menjulang, memberikan kesan misteri dan keindahan gurun. Dalam gambar itu, tampak sinar bintang mulai muncul, menambah nuansa magis dan penuh harapan dari pertemuan mereka.

### Makhluk yang Bersembunyi di Bawah Awan Debu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *