ID Times

situs berita dan bacaan harian

Makhluk yang Menyala di Dalam Kegelapan

Hutan Larang selalu dikenal sebagai tempat yang angker. Pepohonan besar dengan cabang-cabangnya yang menjulang tinggi membuat sinar matahari seolah tersangkut di atas sana. Dan setiap malam, saat rembulan menampakkan diri, sebuah legenda kembali beredar di desa kecil di pinggir hutan. Cerita tentang makhluk menyeramkan yang bisa menyala di dalam kegelapan.

Desa itu sepi, hanya dihuni oleh beberapa keluarga yang telah bertahan selama bertahun-tahun. Mereka selalu mengingat pesan yang diwariskan dari generasi ke generasi: “Jangan pernah masuk ke Hutan Larang saat malam tiba.” Namun, rasa ingin tahu kadang mengalahkan rasa takut.

Di desa itu, hiduplah seorang pemuda bernama Raka. Raka adalah sosok penuh keberanian, sekaligus ketidakpuasan akan limitasi yang diberikan oleh keluarganya. Ia selalu mendengar tentang makhluk yang menyala dari kakeknya, yang menceritakan bagaimana suatu ketika, makhluk itu muncul untuk membawa seseorang ke dunia yang berbeda. Raka sangat ingin melihat makhluk itu dengan mata kepalanya sendiri.

Suatu malam, saat bintang-bintang berkelip terang di langit, Raka memutuskan untuk memasuki Hutan Larang. Ia berpikir, “Jika makhluk itu benar-benar ada, aku harus melihatnya.” Raka tidak membawa alat penerangan selain sebuah lilin kecil yang bergetar di telapak tangannya.

Melangkah ke dalam hutan, Raka merasakan suasana di sekitarnya berubah. Suara kumbang dan burung malam perlahan hilang, digantikan oleh keheningan yang mencekam. Raka beranikan diri melanjutkan langkahnya, mengabaikan suara hati kecil yang berbisik agar ia segera kembali.

Beberapa langkah kemudian, Raka menemukan sebuah clearing yang dikelilingi oleh pepohonan lebat. Di tengah clearing itu, ia melihat kilau aneh. Dengan penasaran, Raka mendekat. Kilauan itu mengeluarkan cahaya lembut berwarna biru dan hijau, seolah ada sebuah lampu yang terpasang di tengah kegelapan.

Saat ia semakin mendekat, tiba-tiba muncul sosok makhluk yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Tubuhnya berkilau dengan cahaya yang seakan berasal dari dalam tubuhnya. Wajahnya bukan wajah lembu atau kijang, melainkan wajah manusia dengan mata yang besar dan bersinar. Makhluk itu berbicara, suaranya lembut namun tegas, “Mengapa kau datang ke tempat yang penuh bahaya ini, anak muda?”

Raka tertegun. “Aku ingin melihatmu. Aku ingin tahu apakah benar ada makhluk yang bisa menyala di dalam kegelapan,” jawabnya berani.

Makhluk itu tersenyum, dan cahaya di sekelilingnya semakin terang. “Banyak yang datang untuk melihatku, tetapi tidak semua berani menghadapi kegelapan di dalam diri mereka sendiri. Apa yang kau cari sebenarnya?”

Raka terdiam, merasa ditantang oleh pernyataan makhluk itu. Ia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku mencari jawaban. Aku merasa terjebak di desa ini, tidak ada petualangan, tidak ada cara untuk membuktikan keberanian dan kemampuanku.”

Makhluk itu menatap Raka dengan mata yang bersinar, seolah meneliti isi hati pemuda itu. “Kau tidak akan menemukan petualangan di luar dirimu sendiri. Kadang, kegelapan yang kau hindari dalam dirimu adalah perjalanan yang perlu kau jalani.”

Dengan kata-kata itu, makhluk itu melangkah mundur, dan mulai berputar. Seketika, cahaya yang dipancarkannya mulai menyebar ke seluruh clearing, menyingkap rimbunnya pepohonan dan bebatuan. Kegelapan seolah dipaksa mundur oleh sinarnya. Kemudian, makhluk itu menyuruh Raka untuk mengikutinya ke dalam hutan.

“Dimanakah kau membawaku?” tanya Raka, sedikit cemas namun tertarik.

“Ke tempat di mana kau bisa belajar tentang dirimu. Di balik kegelapan, ada cahaya yang menunggu untuk bersinar,” jawab makhluk itu.

Seketika, mereka melangkah lebih dalam ke Hutan Larang. Raka merasakan perubahan suasana di sekelilingnya. Kegelapan tidak lagi menyergapnya, melainkan menjadi sahabat yang mengingatkan bahwa ketakutan hanya ada dalam pikiran. Makhluk itu menunjukkan padanya pemandangan yang luar biasa: air terjun yang menyala dengan warna pelangi, bunga-bunga yang mengeluarkan cahaya, dan makhluk lain yang tak tampak di dunia nyata.

“Mereka semua memperlukan keberanian untuk menunjukkan siapa diri mereka yang sebenarnya,” kata makhluk itu. “Waktu untuk berani bukan hanya saat menjalani petualangan, tetapi saat menghadapi rasa takut di dalam hati.”

Raka merasakan inspirasi mengalir dalam dirinya. Dalam perjalanan itu, ia mulai menceritakan semua rasa ketidaksukaannya terjebak di desa, semua harapannya untuk menjelajahi dunia luar, dan impian-impian yang terpendam di dalam dirinya. Makhluk tersebut mendengarkan dan memberikan nasihat yang bijak.

“Setiap orang memiliki cahaya di dalam dirinya. Namun, banyak yang memilih untuk menyembunyikannya, takut akan kegelapan yang menghantui. Jika kamu ingin membuat petualangan, pelajarilah kegelapan di dalam dirimu. Hadapi ketakutanmu, dan engkau akan menemukan kekuatanmu.”

Sekian lama berjalan, Raka merasa lelah, namun hatinya penuh dengan pemahaman baru. Akhirnya, mereka berdiri di puncak bukit, menyaksikan pemandangan luar biasa dari atas. Hutan Larang kini tampak berbeda. Matahari mulai terbit, menandai hari baru dan mengubah pemandangan gelap menjadi kuning keemasan yang cerah.

“Inginkah kau kembali ke desa sekarang?” tanya makhluk itu.

Raka mengangguk. “Aku mengerti sekarang. Tidak penting dimana aku berada, tetapi bagaimana aku melihat dunia dan diriku sendiri.”

Makhluk itu tersenyum lebar, melambai ke arah Raka lalu perlahan menghilang, cahaya yang menyala mengecil hingga menghilang ke dalam hutan. Raka merasa seolah ada sebuah beban yang terangkat dari hati dan pikirannya.

Kembali ke desanya, Raka mulai menjalani hidupnya dengan cara yang berbeda. Ia tidak lagi melihat desa sebagai penjara, tetapi sebagai tempat di mana ia bisa berbagi cerita dan menginspirasi orang lain. Ia sering bercerita tentang makhluk yang menyala di dalam kegelapan, bukan hanya sebagai suatu kisah seram, tetapi sebagai peringatan untuk berani mengatasi kegelapan di dalam diri.

Desa yang tadinya sepi, kini dipenuhi tawa dan cerita. Raka mengajak warga desa untuk bersama-sama memasuki Hutan Larang, tidak takut lagi oleh kegelapan, tetapi menjadikannya sebagai bagian dari perjalanan hidup mereka. Dalam kegelapan, mereka menemukan cahaya, dan menyebarnya ke seluruh desa.

Begitulah, Raka belajar bahwa terkadang, petualangan sejati tidak hanya terdapat di tempat-tempat yang jauh dan misterius, tetapi ada di dalam diri kita sendiri—menyala dalam kegelapan.

**Deskripsi Gambar untuk Artikel:**
Gambar yang mengiringi artikel ini menunjukkan sebuah hutan mistis di malam hari, dengan pepohonan besar dan rimbun yang membentuk langit di atas. Di tengah hutan, terdapat cahaya biru dan hijau yang lembut, emanasi dari makhluk misterius dengan bentuk humanoid yang bersinar. Cahaya itu terlihat seperti ilusi indah, menerangi area sekitarnya yang gelap. Di latar belakang, sinar rembulan menyusup di antara celah-celah cabang pohon, memberikan nuansa magis. Raka terlihat berdiri dengan wajah penuh rasa ingin tahu dan keheranan, memandang makhluk yang menyala tersebut.

**Makhluk yang Menyala di Dalam Kegelapan**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *