ID Times

situs berita dan bacaan harian

Penjaga Aliran Bawah Tanah

Di bawah kota yang ramai, di antara gedung-gedung pencakar langit dan jalanan yang dipenuhi kendaraan, terdapat dunia yang tersembunyi. Dunia itu adalah jaringan terowongan luas yang membentang jauh di bawah permukaan. Dan di sinilah, di dalam kegelapan yang abadi, terdapat sosok yang dikenal sebagai Penjaga Aliran Bawah Tanah.

Penjaga itu adalah seorang perempuan berusia tiga puluh tahun bernama Seri. Dengan rambut hitam legam yang terikat rapi dan mata cokelat yang tajam, dia adalah pelindung aliran sungai bawah tanah yang telah mengalir selama berabad-abad. Sungai itu, meskipun tak terlihat dari atas, memiliki peran penting bagi ekosistem kota, menyuplai air bersih dan menjaga keseimbangan alam.

Seri telah ditugaskan untuk menjaga aliran sungai itu sejak dia berusia sebelas tahun. Ia diajarkan oleh neneknya, seorang Penjaga sebelumnya, mengenai pentingnya menyelamatkan dan melindungi aliran itu dari berbagai ancaman, baik dari alam maupun manusia. Dalam tugasnya, Seri dikelilingi oleh bayangan, suara gemericik air, dan aroma basah tanah. Dia menyakini bahwa aliran ini memiliki jiwa dan cerita yang harus terus dijaga.

Suatu malam, saat Seri berjalan menyusuri terowongan yang sempit, dia mendengar suara aneh dari kejauhan. Suara itu bukan suara air yang biasa dia dengar; itu suara derap sepatu dan hening yang menandakan kehadiran seseorang yang tidak diundang. Ia menyusuri suara itu, berusaha menemukan sumbernya. Setiap langkahnya membuat gema di dinding terowongan, menambah ketegangan di hati Seri.

Ketika dia mendekat, dia melihat sekelompok pria berjas gelap berdiri di depan penutup saluran sungai. Mereka tampak serius dan berbisik satu sama lain. Seri tahu bahwa kehadiran mereka bisa berarti masalah besar. Para pria itu mungkin merencanakan sesuatu yang bisa membahayakan aliran sungai yang selama ini dia jaga.

“Ayo, kita cepat! Tidak ada waktu lagi!” ujar salah satu pria dengan suara serak.

Seri mengendap-endap lebih dekat, berusaha mendengar percakapan mereka. Ternyata mereka adalah bagian dari perusahaan konstruksi yang tidak bertanggung jawab. Mereka berencana untuk mencemari aliran sungai dengan limbah dari proyek mereka, mengabaikan dampak yang akan ditimbulkan pada ekosistem yang sudah rapuh.

Pikiran Seri berputar cepat. Dia ingat pesan neneknya bahwa dia harus berani melawan kejahatan ini, meskipun harus menghadapi risiko terbesar. Dengan keberanian yang mengalir dalam dirinya, dia mengeluarkan lampu sorot kecil dari tasnya dan mengarahkan cahaya itu ke arah para pria.

“Mau kemana kalian?” Suara Seri memecah kegelapan, membuat semua pria itu tersentak dan menoleh ke arahnya.

Salah satu pria bodoh berani menghampiri Seri, “Anak kecil, ini bukan urusanmu. Lebih baik kau pergi dari sini sebelum kami memanggil polisi.”

“Polisi?” Seri tertawa sinis. “Mereka tidak akan mampu menghentikan pencemaran yang kalian buat. Aku adalah Penjaga Aliran Bawah Tanah, dan aku tidak akan membiarkan ini terjadi.”

Para pria itu saling bertukar pandang, terkejut mendengar ucapan Seri. Mereka melihat keberaniannya dan entah bagaimana merasa terintimidasi, namun kebodohan mereka beralih menjadi kemarahan.

“Penjaga? Hah, kita akan mengurusmu!” pria itu berusaha mendekat. Dengan cepat, Seri mengambil sebotol air dari tasnya dan mengucapkan mantra yang pernah diajarkan neneknya. Dalam sekejap, air itu berubah menjadi gelombang yang berpadu dengan kekuatan alam.

Gelombang air itu mengalir ke arah pria itu, membuat mereka terpental ke belakang. Teriakan kebingungan dan ketakutan mengalun di antara dinding terowongan. Dengan kesempatan itu, Seri berlari menuju saluran sungai dan menutup penutupnya dengan cepat, memastikan bahwa air tetap bersih.

Seri rasa hatinya berdebar, tetapi dia tahu bahwa perjuangan ini belum berakhir. Dengan percaya diri, dia beranjak dari tempat itu, bertekad untuk melindungi aliran sungai yang diberikan kepadanya. Dia tahu ada lebih banyak tantangan di depan.

Hari-hari berikutnya, Seri tidak berhenti melawan. Dia menyusuri setiap terowongan yang ada, memeriksa dan membersihkan area yang mungkin tercemar. Di sela-sela tugasnya, dia juga mengumpulkan informasi tentang perusahaan tersebut, berusaha mencari cara untuk mengungkap tindakan mereka.

Dua minggu kemudian, setelah meneliti dan mengumpulkan bukti, Seri memutuskan untuk menemui seorang jurnalis lokal, Rani. Rani dikenal karena laporan-laporan berani dan ketekunannya dalam mengungkap kebenaran. Bertemu di sebuah kafe kecil, Seri menceritakan segalanya kepada Rani.

“Mereka merencanakan pencemaran. Aku sudah melihatnya sendiri! Jika kita tidak menghentikan mereka, aliran ini akan musnah,” kata Seri dengan serius.

Rani terdiam sejenak, mencerna kata-kata Seri. “Aku percaya padamu. Mari kita buat laporan besar ini. Kita akan membongkar pencemaran yang mereka lakukan sebelum terlambat.”

Bersama-sama, mereka memulai perjalanan baru. Rani menyiapkan penyelidikan yang lebih mendalam, sementara Seri terus menjadi mata dan telinga di bawah tanah. Mereka bekerja tanpa mengenal lelah, melakukan wawancara dengan warga, mencatat kejadian-kejadian mencurigakan, dan mengumpulkan semua informasi yang ada.

Akhirnya, setelah berminggu-minggu bersusah payah, mereka siap untuk mempublikasikan laporan itu. Hari itu, Rani menerbitkan artikel yang mengejutkan: “Pencemaran Aliran Bawah Tanah: Perusahaan Konstruksi Mengancam Kelangsungan Hidup Kota”. Berita itu langsung menjadi viral; banyak warga yang tergerak untuk bertindak.

Sebagai hasil dari laporan tersebut, pihak berwenang terpaksa turun tangan. Mereka mengadakan penyelidikan resmi mengenai perusahaan yang diduga melakukan pencemaran. Keberanian Seri dan Rani membawa banyak perhatian publik terhadap isu lingkungan, dan banyak organisasi pencinta alam berdatangan untuk membantu.

Beberapa bulan kemudian, perusahaan yang bersalah itu akhirnya dinyatakan bersalah dan dipaksa untuk bertanggung jawab. Mereka harus membersihkan limbah yang mereka buang serta membayar denda yang besar untuk kerusakan ekologis yang mereka timbulkan. Seri merasa bangga; aliran sungai yang dia jaga kini terlindungi.

Meski pepohonan di atas sudah mulai tumbuh kembali, Seri terus melanjutkan tugasnya. Dia tak pernah berhenti menjadi Penjaga Aliran Bawah Tanah, dan dia menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dengan Rani di sampingnya, mereka berdua berkeliling kota, mengadakan seminar dan workshop tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Kini hatinya penuh dengan harapan. Dia tahu perjuangannya tidak sia-sia. Sungai yang mengalir tenang di bawah tanah akan terus hidup, berkat usaha dan keberaniannya serta dukungan dari orang-orang yang peduli. Seri tidak hanya menjadi penjaga aliran itu, tetapi juga suara bagi lingkungan, mengingatkan semua orang bahwa kekuatan untuk melindungi alam ada di tangan kita semua.

**Deskripsi Gambar untuk Artikel:**
Gambar menunjukkan seorang perempuan berambut hitam terikat dengan sinar lampu sorot yang terarah ke kegelapan terowongan basah. Di latar belakang, terlihat siluet beberapa pria berjas gelap yang terkejut dengan cahaya yang datang. suasana terowongan yang gelap dan misterius menambah ketegangan dalam gambar, menciptakan nuansa pendekatan berani dan perjuangan untuk melindungi aliran sungai bawah tanah.

**Judul: Penjaga Aliran Bawah Tanah**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *