ID Times

situs berita dan bacaan harian

Penjaga dari Bawah Tanah

Di sebuah desa kecil yang terletak di tepi hutan lebat, terdapat sebuah gua tua yang dikerumuni oleh berbagai legenda. Gua ini dikenal sebagai Gua Gelap. Penduduk desa percaya bahwa di dalam gua tersebut terdapat makhluk misterius yang disebut sebagai Penjaga dari Bawah Tanah. Konon, makhluk ini melindungi harta karun yang terkubur jauh di dalam perut bumi, tetapi juga melindungi desa dari mara bahaya yang datang dari luar.

Desa itu bernama Desa Cindelaras, tempat di mana kehidupan berjalan lambat dan damai. Anak-anak berlari-lari di ladang, sementara pemandangan alam yang indah menjadi latar belakang yang sempurna. Namun, meskipun kehidupan di desa terkesan idilis, penduduk selalu merasakan kehadiran sesuatu yang misterius. Setiap malam, saat gelap mulai menyelimuti desa, mereka sering mendengar suara gemuruh dari dalam gua, disertai dengan desiran angin dingin yang menembus tulang.

Di suatu malam yang sunyi, ketika bulan purnama bersinar terang, seorang pemuda bernama Arman yang dikenal sebagai penjelajah dari Desa Cindelaras memutuskan untuk menjelajahi Gua Gelap. Keberanian Arman tidaklah tanpa alasan; ia mendengar cerita dari neneknya tentang Penjaga dari Bawah Tanah yang dikatakan sebagai makhluk yang sangat kuat dan bijaksana. Para penduduk desa meyakini bahwa Penjaga tersebut akan mengabulkan permintaan siapa pun yang berhasil memasuki gua dan memenuhi ujiannya.

Arman sangat ingin mengetahui kebenaran di balik cerita-cerita tersebut, serta mendapatkan harta karun yang konon ada di dalam gua. Dengan membawa obor dan satu set alat penerangan, ia berangkat pada malam itu, bertekad untuk meraih takdirnya.

Setibanya di mulut gua, Arman merasakan kegelapan yang mencengkeram, seolah ingin menelan seluruh keberaniannya. Namun, rasa ingin tahunya lebih besar daripada rasa takutnya. Ia menyalakan obor, dan cahaya hangatnya menyinari ruang gelap di sekitarnya. Dengan langkah mantap, Arman memasuki gua.

Udara di dalam gua terasa dingin dan lembap, dan dindingnya berkilau seperti batu permata yang tertutup embun. Ia berjalan jauh ke dalam, menelusuri jalan setapak yang sempit. Suara air yang menetes membuat suasana semakin misterius. Setelah beberapa saat, Arman tiba di sebuah ruangan besar yang dikelilingi oleh stalaktit dan stalagmit. Di tengah ruangan, terlihat sosok tinggi dan besar berdiri di atas batu besar. Itulah Penjaga dari Bawah Tanah.

Makhluk itu memiliki sosok yang menakutkan tetapi dalam matanya, Arman melihat kebijaksanaan dan kedamaian. Penjaga itu terlihat seperti campuran antara manusia dan makhluk mitologi, dengan kulit yang berwarna abu-abu, dan rambut panjang yang mengalir seperti cairan perak.

“Siapa yang berani menginjakkan kaki di sini?” suara Penjaga bergema dalam ruangan. Arman merasa gemetar tetapi ia mengumpulkan keberaniannya untuk melangkah maju.

“Aku Arman, pemuda dari Desa Cindelaras. Aku datang bukan untuk mencuri, tetapi untuk mengerti dan mungkin mendapatkan berkah dari tempat ini,” jawabnya dengan suara bergetar.

“Berkah? Harta? Apa yang kau cari di dunia yang dipenuhi keserakahan?” tanya Penjaga dengan nada meragukan.

“Aku mendengar banyak cerita dan aku ingin tahu apakah semua itu nyata. Aku tidak ingin harta, aku hanya ingin pemahaman dan sedikit keajaiban dalam hidupku,” kata Arman, mantap.

Penjaga dari Bawah Tanah memperhatikan Arman dengan tajam. “Untuk mendapatkan pengetahuan, kau harus melewati tiga ujian. Jika kau berhasil, bukan hanya pengetahuan yang akan kau dapatkan, tetapi juga keberanian dan hati yang tulus.”

Ketika Arman mengangguk setuju, Penjaga mulai dengan ujian pertama. “Ujian pertama adalah ujian ketakutan. Kau harus melawan ketakutan terbesarmu. Aku akan menghadirkan bayangan yang paling menakutkan di dalam dirimu.”

Sebagai jawaban, ruangan tiba-tiba menjadi gelap gulita. Dalam kegelapan itu, wajah-wajah menakutkan yang penuh dengan kemarahan dan kesedihan muncul. Suara jeritan dan tangisan memenuhi udara. Arman tidak terpengaruh, meski jantungnya berdegup kencang. Ia memikirkan keluarganya dan cinta yang ia miliki untuk desa. Dengan pikiran itu, ia berteriak, “Aku tidak takut! Aku akan melindungi mereka!”

Ketika Arman berani meneriakkan ketidakutuhannya, kegelapan itu hilang seketika, dan wajah-wajah menakutkan pun menghilang. Penjaga terlihat terkesan. “Ujian pertama telah kau lewati.”

Setelah itu, Penjaga membawa Arman ke ujian kedua. “Ujian kedua adalah ujian kejujuran. Aku akan memberikanmu tiga pilihan. Pilihanmu akan menentukan jalan hidupmu ke depan.”

Ketiga pilihan itu muncul di depan Arman: harta berlimpah, kekuatan tak terbatas, dan kenyataan menyakitkan namun tulus. Arman terdiam, memikirkan dampak dari pilihannya. Harta dapat membawanya ke kemewahan, tetapi ia tahu itu tidak akan membuatnya bahagia. Kekuatan akan memberinya pengaruh, tetapi akan membawa banyak tanggung jawab. Setelah merenung, ia memilih kenyataan menyakitkan; ia memilih untuk belajar, meski itu berarti ia harus menghadapi kesedihan tinggal jauh dari desa.

“Sangat sedikit yang memilih untuk mencari kebenaran,” kata Penjaga, sambil mengangguk penuh arti. “Ujian ketiga adalah yang terakhir. Ini adalah ujian kasih sayang.”

Di ruangan berikutnya, Penjaga menciptakan ilusi walaupun keadaan sungguh mirip dengan dunia nyata. Arman melihat emosi aliran keraguan, rasa sakit, dan kehilangan. Dia diminta untuk membantu mereka yang terasa patah hatinya. Tanpa berpikir panjang, ia melangkah maju, membantu merangkul dan memberikan kata-kata semangat kepada setiap sosok yang ia temui, meskipun mereka hanyalah bayangan.

Ketika semua yang terhimpit oleh kesedihan mulai tersenyum, Penjaga muncul kembali. “Kau telah melalui semua ujian dan membuktikan diri. Kau bukan hanya berani, tetapi juga memiliki hati yang tulus. Kini, apa yang kau inginkan, Arman?”

Dengan suara penuh keyakinan, ia berkata, “Saya tidak menginginkan harta; saya ingin kekuatan untuk melindungi desa saya dan membagikan pengetahuan yang saya dapatkan untuk kebaikan semua orang.”

Penjaga dari Bawah Tanah tersenyum, dan dengan tangan besar dan kuatnya, ia mengalihkan cahaya yang menyilaukan. Kekuatan dari semua pengetahuan dan hikmah mengalir ke dalam diri Arman. Dalam sekejap, seluruh ruangan bergetar, dan akhirnya, Arman pun terbangun di depan gua.

Sejak malam itu, Arman tidak hanya menjadi pemuda biasa. Ia berhasil menjadi penjaga desa, mengajak semua orang untuk selalu saling mendukung dan berbagi pengetahuan. Kekuatan yang ia dapatkan bukan hanya untuk melindungi desa dari bahaya, tetapi juga untuk mengatasi ketakutan dalam diri orang-orang dan mengajari mereka untuk menerima kenyataan meski tidak selalu indah.

Gua Gelap tetap berdiri, dan Penjaga dari Bawah Tanah terus melindungi harta karun tak terduga yang ada di dalamnya—yaitu kebijaksanaan, kasih sayang, dan keberanian yang tumbuh di dalam jiwa setiap orang yang berani untuk mencari kebenaran.

**Image Description for the Article:**
Ilustrasi menggambarkan suasana gua gelap yang megah dengan stalaktit dan stalagmit berkilau, sementara di tengah gua, sosok besar dan agung dari Penjaga dari Bawah Tanah berdiri di atas batu besar, dikelilingi oleh cahaya lembut yang memancar dari obor yang memegang Arman, seorang pemuda yang tampak berani meskipun ada rasa takut di matanya. Latar belakang penuh dengan bayangan misterius dan citra keindahan alam yang magis.

**Cerita Pendek: Penjaga dari Bawah Tanah**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *