ID Times

situs berita dan bacaan harian

Roh yang Menjaga Dunia Tersembunyi

Di suatu tempat yang jauh dari pandangan mata manusia, terdapat sebuah dunia yang tersembunyi, bernama Arunika. Dunia ini dikelilingi oleh hutan lebat dan pegunungan tinggi, sehingga hanya bisa dijangkau oleh mereka yang benar-benar percaya dengan keajaiban. Di Arunika, segala sesuatu memiliki jiwa: pohon, batu, bahkan air mengalir yang ada di sungai. Namun, roh yang paling kuat dan berpengaruh di Arunika adalah Roh Sukma, penjaga dunia ini.

Sukma bukanlah roh biasa. Ia memiliki wujud yang mirip dengan manusia, dengan rambut panjang mengalir yang seolah-olah terbuat dari sinar bulan, kulit seputih salju, dan mata yang berkilau seperti bintang di malam hari. Ia bertugas menjaga keseimbangan alam dan melindungi keindahan serta keajaiban Arunika dari ancaman luar dan kegelapan.

Namun, ketenangan Arunika tiba-tiba dikhianati oleh kehadiran manusia. Sekelompok pemburu yang serakah berusaha memburu binatang langka dan menebangi pohon-pohon yang berusia ribuan tahun. Mereka tidak memahami bahwa tindakan mereka dapat merusak keseimbangan dunia yang mereka injak. Sukma merasakan bahwa kehampaan mulai menggunung dalam jiwa Arunika. Ia tahu, jika hal ini dibiarkan, dunia mereka yang indah akan hancur.

Malam itu, Sukma memutuskan untuk turun dari langit dan mendekati para pemburu tersebut. Ia mengubah dirinya menjadi seorang wanita biasa dengan penampilan yang mirip dengan yang terdapat di deskripsi petani setempat. Dengan cara ini, ia berharap bisa berkomunikasi dengan manusia tanpa membuat mereka ketakutan. Ketika ia tiba di dekat perkemahan para pemburu, aroma daging bakar dan gelak tawa mereka memenuhi udara. Sukma merasa bergetar, bukan karena ketakutan, melainkan rasa sedih melihat apa yang dilakukan mereka.

“Siapa kau?” tanya salah satu pemburu, Pram, yang menyadari kedatangan Sukma.

“Aku adalah Maya, pelayan hutan ini,” jawab Sukma dengan suara lembut. “Apakah kalian tidak tahu bahwa tindakan kalian dapat merusak alam dan semua kehidupan di sini?”

“Apakah kamu bercanda?” Pram menjawab dengan tawa sinis. “Kami hanya berburu, tidak lebih. Kehidupan ini keras, dan kami butuh makanan,”.

Sukma merasa hatinya hancur. Namun, keputusasaannya tidak menghalanginya untuk berjuang. “Kalian akan menyesal suatu saat nanti. Keseimbangan dunia ini akan terganggu dan kalian akan merasakan akibatnya,” dia menegaskan.

“Bagaikan sebuah dongeng. Pergilah!” Pram memerintah. Kecemasan suasana hati Sukma adalah seperti kabut yang menebal dipadukan dengan kemarahan. Ia menatap Pram dan seketika, langit menjadi gelap dan angin kencang berhembus. Petir menyambar di kejauhan. Dengan cerdik, ia memanggil roh-roh hutan untuk menyampaikan pesan.

Pesan itu sampai pada hati beberapa pemburu, terutama Aria, yang merupakan seorang pemburu wanita dan memiliki kepedulian terhadap alam. Aria merasakan getaran di dalam dirinya saat melihat kilatan dan merasakan ketegangan di udara. “Pram, kita tidak seharusnya lakukan ini. Lihatlah, alam sedang meratapi!” Aria berteriak, tetapi suaranya tak didengarkan.

Keesokan harinya, mereka melanjutkan perburuan. Sukma, yang kini mulai merasa putus asa, mengumpulkan semua roh hutan dan flora dalam sebuah ritual yang sangat sakral. Ia memohon agar kekuatan alam memberikan perlindungan kepada dunia mereka. Di langit, cahaya berkilau menari membawa petunjuk, sulit ditangkap oleh pemburu yang angkuh.

Di saat yang kritis, sesuatu yang ajaib terjadi. Ketika para pemburu berusaha untuk menembak seekor rusa, panah mereka tiba-tiba patah dan kembali ke arah mereka. Pram dan kawan-kawannya terkejut. Mereka mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dari kegelapan hutan, muncul jemari berlapis cahaya, menari-nari di antara pepohonan. Sukma muncul dalam bentuk asli, menghadapi mereka dengan tatapan tajam.

“Cobalah hargai alam! Apakah kalian ingin menyesal selamanya? Setiap makhluk hidup di sini memiliki perannya masing-masing!” Sukma berseru.

Pram dan yang lainnya terdiam. Mereka tidak bisa menyangkal keberadaan Roh Sukma, entitas yang tak terbayangkan. Di tengah ketegangan, Aria mengangkat suaranya, “Kita telah melakukan kesalahan! Kita harus memperbaiki kesalahan ini.”

Dengan pelan, Aria melangkah maju. “Kami akan berhenti. Kami akan mengembalikan apa yang diambil! Kami ingin belajar bagaimana untuk hidup berdampingan dengan alam, bukan melawannya!”

Roh Sukma menatap Aria dengan keheranan, merasakan ketulusan di hatinya. “Jika kalian benar-benar ingin. Bukalah hati kalian dan ikuti petunjukku,” ia berkata sambil melambai.

Sekelompok roh melayang di sekitar, membawa mereka ke dalam perjalanan, menelusuri keraguan dan kesalahan yang telah mereka perbuat, menciptakan rasa saling memahami akan pentingnya kehadiran setiap makhluk di Arunika. Mereka diajarkan untuk menghargai setiap bunga yang mekar, riak air yang mengalir, dan suara burung-burung yang bersahutan.

Hari berganti malam, ikatan antara manusia dan Arunika mulai terjalin. Aria dan teman-temannya bekerja sama dengan Roh Sukma untuk mendirikan sebuah komunitas yang diisi dengan cinta terhadap alam. Mereka menanam pohon, memberi makan burung, dan berusaha memulihkan sesuatu yang telah hilang. Lambat laun, hutan mulai pulih, dan Sukma melihat harapan baru di wajah Penyuka Alam tersebut.

Beberapa bulan berlalu, dan Arunika menjadi lebih hidup daripada sebelumnya. Sukma merasa senang menyaksikan kedua dunia yang dahulu terpisah, kini bersatu dalam harmoni. Manusia menemukan keindahan dalam menghormati dan melindungi alam, sementara Roh Sukma merasakan sebuah keluarga baru yang tercipta dari ikatan itu.

Di puncak bukit di Arunika, Sukma berdiri di bawah sinar bulan, melihat pencari yang baru berlari riang di antara pepohonan. Dia menangisi dunia ini bukan karena kesedihan, tetapi karena rasa syukur dan harapan yang tak terhingga. Ia tahu bahwa meskipun kabar kelam dapat datang kembali, tidak akan pernah terulang seperti dulu. Roh yang menjaga dunia tersembunyi ini mempercayai bahwa kasih sayang dan usaha manusia untuk menjaga, sekuat apapun tantangannya, akan selalu ada jalan menuju keharmonisan dengan alam.

Di sinilah, di Arunika, seorang roh menjaga dunia tersembunyi yang penuh perempuan bijaksana, pengembara, dan petualang yang saling mencintai. Sejarah tidak hanya diciptakan untuk dikenang, tetapi juga untuk dipelajari, dan Arunika adalah saksi bisu akan perjalanan itu.

**Deskripsi Gambar untuk Artikel:**

Gambar menunjukkan pemandangan magis dari dunia Arunika yang tersembunyi, dengan hutan lebat berkilau di bawah sinar bulan. Di tengah pemandangan, terlihat sosok Roh Sukma dengan rambut panjang berkilau dan gaun berbentuk cahaya, dikelilingi oleh roh-roh hutan yang berkilauan. Di latar belakang, tampak siluet para pemburu yang kini berdiri terpesona oleh keindahan yang mereka abaikan sebelumnya. Nuansa gambar menciptakan kesan mistis sekaligus damai, menyoroti keharmonian antara manusia dan alam.

**Roh yang Menjaga Dunia Tersembunyi**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *