ID Times

situs berita dan bacaan harian

Roh yang Mengembara di Ruang Antar Dimensi

Di sebuah kota kecil yang terpencil, terdapat sebuah daun jendela yang sering diabaikan oleh penghuni rumah tua di ujung jalan. Jendela itu terbuat dari kayu tua yang sudah mulai keropos, dan di baliknya terdapat ruangan yang penuh debu dan kenangan. Namun, ada sesuatu yang lebih dari sekadar debu dan lampu yang redup: sebuah roh yang mengembara.

Roh ini dikenal oleh penduduk setempat sebagai “Sari.” Orang-orang sering mendengar desas-desus tentang kehadirannya, dengan suara lembut yang berbisik di sekeliling mereka, dan sesekali, cahaya lembut yang menyinari malam gelap. Sari, pada dasarnya adalah jiwa seorang gadis muda yang dulunya tinggal di rumah itu, namun kini terperangkap dalam ruang antar dimensi.

Sari adalah pribadi yang ceria dan penuh imajinasi. Dia memiliki mimpi untuk menjelajahi dunia di luar batas-batas tempat tinggalnya. Dia sering duduk di bawah pohon besar di halaman belakang dan membayangkan petualangan ke tempat-tempat yang belum pernah ada dalam peta. Ketidaktahuannya akan apa yang ada di luar menyemangatinya untuk mencari tahu lebih banyak. Namun, sayangnya, takdir membawanya ke akhir yang tragis. Pada suatu malam, saat badai besar melanda kota, petir menyambar pohon tua tempat Sari memanjat, dan seketika, kehidupannya berakhir.

Ketika jiwa Sari terlepas dari raga, sebuah portal terbuka menuju ruang antar dimensi. Di sanalah, ia mengembara sendirian, berusaha menemukan jalan pulang ke dunia yang dikenalnya. Ruang itu sangatlah aneh; penuh dengan warna yang belum pernah dilihatnya dan suara-suara yang seolah datang dari sudut-sudut pikirannya. Terkadang, Sari merasa seperti terjebak dalam mimpi yang tidak pernah berakhir.

Ia mulai menjelajahi berbagai dimensi, setiap dimensi menawarkan pengalaman dan tantangan yang berbeda. Pada satu dimensi, ia menemukan diri berada di atas awan yang lembut seperti kapas, di mana para penghuni berbentuk awan mengajarinya seni melukis langit. Berkat kreativitasnya, Sari menghiasi langit dengan warna-warni yang menakjubkan. Di dimensi lain, ia bertemu dengan makhluk berbulu raksasa yang membawa pesan penting. Makhluk itu, yang memperkenalkan dirinya sebagai Gana, berkata bahwa Sari harus menemukan cara untuk berhubungan dengan dunia nyata jika ia ingin pulang.

“Carilah cahaya sejati dalam hatimu,” kata Gana, “Hanya dengan itu, kau bisa membuka portal menuju dunia yang kau rindukan.”

Tantangan demi tantangan Sari hadapi. Dia harus belajar memahami esensi dari keberadaan, dan itulah saat ia mulai mengerti arti dari kenangan. Ia teringat momen-momen indah ketika dia tertawa bersama teman-temannya, saat-saat bahagia bersama keluarga, serta pelajaran yang didapat dari kesedihan. Kenangan ini, meskipun menyakitkan, menjadi jembatan antara dimensi yang satu dan yang lain. Dengan setiap kenangan yang ia temukan, Sari merasa lebih kuat, lebih hidup, dan lebih dekat untuk pulang.

Di sebuah dimensi yang dipenuhi hutan misterius, Sari menemukan sebuah danau yang airnya berkilau seperti bintang. Di sinilah, ia bertemu dengan Nyala, roh dari air yang bijaksana. Nyala membimbingnya, mengatakan bahwa setiap tetes air di danau itu menyimpan kisah dari jiwa-jiwa yang telah pergi. Sari diajaknya untuk melihat ke dalam danau, dan seketika bayangan kenangan membuatnya tersenyum dan menangis bersamaan.

“Setiap kenangan adalah cahaya,” kata Nyala. “Saat kau mengumpulkan cahaya dari kenangan-kenangan ini, kau akan bisa menciptakan jembatan menuju dunia yang kau inginkan.”

Mendengar kata-kata ini, Sari menyadari bahwa ia telah mengumpulkan banyak cahaya dari kenangan yang berarti baginya: gelak tawa teman-teman, masakan ibunya, dan pelukan hangat ayahnya. Momen-momen ini memberikan kekuatan untuk melanjutkan perjalanan.

Keterhubungan antar dimensi menjadi semakin nyata. Dengan setiap langkah Sari, ia merasakan semakin banyak cahaya berkumpul dalam dirinya. Suatu malam, saat bulan bersinar penuh, dia kembali ke danau dan mengumpulkan semua kenangan di dalam hatinya. Dalam hitungan detik, cahaya itu menyala dengan cerah, dan sebuah portal terbuka di hadapannya. Pandora, makhluk gaib yang dijumpainya sebelumnya, muncul di sisi portal.

“Apakah kau siap untuk pulang?” tanya Pandora dengan senyum di wajahnya.

Sari mengangguk penuh harapan. Dia melangkah maju dengan keberanian. Saat kakinya menjejak portal, semua cahaya dan kenangan tersebut menerbangkan Sari dalam perjalanan melintasi ruang yang tak berbatas. Di dalam perjalanan itu, ia merasakan pelukan hangat dari orang-orang yang dicintainya, seolah mendorongnya untuk kembali.

Setelah perjalanan panjang yang tampak abadi, Sari akhirnya muncul di ambang jendela tua. Dengan napas yang dalam, ia menyadari bahwa jendela itu adalah penghubung antara dunia nyata dan dunia yang selama ini telah dia imajinasikan. Dia melihat dirinya berdiri di ruang yang sama, namun sekarang dia tidak sendirian. Kenangan yang dia kumpulkan kini membentuk pelindung yang mengelilinginya.

Sejak saat itu, roh Sari tidak lagi terjebak dalam ruang antar dimensi. Dia kini menjadi sosok yang melindungi rumah tua dan menghiasi malam dengan cahayanya yang lembut. Masyarakat kota mulai kembali merasakan kehadirannya; bukan lagi sebagai jiwa yang terperangkap, tetapi sebagai pelindung yang memberikan inspirasi dan kekuatan bagi mereka yang merasa hilang.

Di setiap bayangan dan bisikan malam, Sari mengingatkan setiap jiwa untuk menemukan cahaya dalam hati mereka sendiri, untuk menghargai kenangan yang membuat mereka hidup. Dengan cara ini, dia terus mengembara, bukan lagi sebagai roh yang terpisah, tetapi sebagai bagian dari setiap jiwa yang melintasi jendela tua itu.

Ketika seseorang mendekat, mereka bisa merasakan kehangatan dan cinta dari puisi yang tak terucap, suara Sari yang mengajak mereka untuk berkelana, dan hikmah dari setiap petualangan yang pernah mereka impikan. Begitulah, roh yang mengembara, kini menemukan rumahnya di hati setiap orang yang menemukan makna dalam kenangan mereka.

**Deskripsi Gambar:**
Sebuah jendela tua yang terbuat dari kayu dengan hiasan ukirannya, dikelilingi oleh cahaya lembut yang mengalir keluar dari jendela. Di luar jendela, terlihat langit malam berbintang dengan awan-awan lembut yang berputar, sementara sosok samar seorang gadis muda, Sari, terlihat di antara cahaya tersebut. Ruangan di dalamnya gelap, namun menyimpan nuansa misterius dan kehangatan dari kenangan masa lalu.

**Roh yang Mengembara di Ruang Antar Dimensi**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *