ID Times

situs berita dan bacaan harian

Penjaga Gerbang Cahaya

Di sebuah kerajaan yang dipisahkan oleh dua dimensi, terdapat sebuah gerbang yang dikenal sebagai Gerbang Cahaya. Gerbang ini adalah pintu rahasia yang menghubungkan dunia manusia dengan dunia magis yang didiami oleh makhluk-makhluk fantastis seperti peri, naga, dan penyihir. Di balik gerbang ini, banyak keajaiban menanti, namun demikian, bahaya juga mengintai. Karena itu, hanya ada satu orang yang ditunjuk untuk menjaga gerbang ini: seorang pemuda bernama Raka.

Raka bukan sembarang penjaga. Dia dilahirkan dengan garis keturunan yang luhur di mana nenek moyangnya adalah para penjaga legendaris yang lain. Sejak kecil, Raka diajarkan untuk menghormati keajaiban yang berada di seberang gerbang. Namun, kemampuannya tidak hanya terletak pada warisan darahnya. Ia memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh para penjaga sebelumnya, yaitu kemampuan untuk melihat kilasan masa depan, tetapi ia belum sepenuhnya memahami batas-batas kemampuannya.

Di bawah cahaya bulan yang bersinar lembut, Raka menjaga Gerbang Cahaya dengan tekun. Setiap malam, ia duduk di depan gerbang, matanya menghampiri celah-celah dunia yang berbeda, merasakan energi magis yang mengalir keluar dari balik gerbang. Namun, malam itu, sesuatu yang berbeda terjadi. Raka merasakan getaran aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya, mengindikasikan bahwa ada seseorang atau sesuatu yang mencoba melintasi gerbang.

Sementara itu, di sisi dunia magis, seorang penyihir muda bernama Lira merasakan hal yang sama. Dia adalah seorang penyihir yang penuh rasa ingin tahu, selalu mencari petualangan dan pengetahuan baru. Lira mengetahui bahwa ada mitos tentang Gerbang Cahaya yang bisa membawa seseorang ke dunia lain, dan dia telah mempersiapkan segalanya untuk menyeberangi gerbang itu. Tanpa ragu, dia mulai melakukan ritual untuk membuka gerbang.

Sesaat kemudian, gerbang itu bergetar hebat dan mengeluarkan cahaya yang memancar bagai ribuan bintang berkumpul. Lira terpaku saat melihat portal yang terbuka, dan tanpa ragu ia melangkah masuk ke dalamnya. Namun, Raka cepat menyadari ada yang melanggar aturan. Dengan cepat dia berlari mendekati gerbang, namun sudah terlambat. Lira telah melintasi ambang batas.

Raka tidak bisa membiarkan kehadiran Lira mengancam keseimbangan antara kedua dunia. Dengan tekad yang bulat, ia melompat ke dalam gerbang, menembus pusaran cahaya yang membawanya ke dunia magis. Setelah melangkah keluar, keduanya saling tatap, satu dari dunia manusia dan satu dari dunia magis.

“Siapa kau?” tanya Raka, suaranya terdengar tegas meskipun hatinya berdebar.

“Aku Lira, seorang penyihir,” jawabnya percaya diri. “Aku datang untuk menemukan petualangan dan keajaiban.”

Raka bisa merasakan ketulusan dalam suara Lira, namun ia tahu bahwa kedatangannya dapat mengundang masalah besar. “Kau tidak seharusnya berada di sini. Gerbang ini dijaga ketat untuk mencegah campur tangan dari dunia manusia.”

“Saya hanya ingin melihat keajaiban yang disebut dunia manusia,” Lira membantah sambil mengibaskan rambutnya yang panjang.

Raka merasa ada yang berbeda tentang Lira. Meskipun ia seorang penyihir, dia memiliki sifat yang bersih dan hati yang berani. Tanpa ia sadari, Raka terjerat dalam pesonanya. Ia tertarik untuk mengenal Lira lebih dalam, tetapi ia juga tahu bahwa ada tanggung jawab besar di bahunya.

Dengan pikiran yang bimbang, Raka berkata, “Jika kau benar-benar ingin tahu tentang dunia kita, aku akan membawamu dalam perjalanan. Namun, kita harus hati-hati.”

Di sisi lain, Lira merasa senang. Ikatan di antara mereka cepat tumbuh meskipun dalam waktu singkat. Raka memimpin Lira menjelajahi berbagai keindahan dunia magis, memperlihatkan padanya hutan-hutan yang berkilauan, sungai-sungai yang berlabuh pada cahaya bintang, dan seluruh makhluk luar biasa yang menghuni dunia itu.

Malam berganti pagi, dan selama perjalanan itu, Raka menyadari bahwa Lira bukan hanya seorang penyihir yang mencari petualangan, tetapi juga seorang sahabat yang sejati. Mereka berbagi tawa, cerita, dan impian. Namun, Raka tidak bisa menutup mata terhadap risiko yang mengintai jika mereka tidak segera kembali ke tempat asalnya.

“Ketua Penjaga akan mencarimu saat morning dawn. Jika dia menemukan kita di sini, konsekuensi yang akan kita hadapi sangat serius,” kata Raka, mengingatkan Lira tentang aturan yang ketat.

“Tapi aku tidak ingin kembali. Aku ingin menjelajahi lebih banyak lagi,” Lira berargumen.

Raka menghela napas. “Kadang kita harus menghadapi kenyataan pahit demi keselamatan. Dunia kita telah terpisah selama berabad-abad, dan itu bukan tanpa alasan.”

Namun, saat Raka mencoba menjelaskan hal tersebut, sesuatu yang aneh terjadi. Suatu kekuatan gelap muncul, merusak keindahan dan kedamaian tempat mereka berada. Dari kegelapan, muncul makhluk menakutkan yang menginginkan kekuatan Gerbang Cahaya untuk dirinya sendiri. Raka dan Lira tidak memiliki pilihan lain selain bersatu untuk melawan ancaman tersebut.

Pertarungan mereka berlangsung sengit. Raka menggunakan kemampuan masa depannya untuk meramalkan gerakan musuh, sementara Lira memanggil sihirnya untuk melindungi diri mereka. Mereka bekerja sama dalam harmoni, melindungi satu sama lain, bersatu dalam satu tujuan. Dalam klimaks pertempuran, Raka merasakan gelombang energi yang kuat mengalir dalam dirinya. Untuk pertama kalinya, ia bisa mengendalikan kekuatannya dengan baik.

“Aku tahu apa yang harus dilakukan!” seru Raka, meraih tangan Lira dan bersiap untuk menciptakan sihir pemisahan yang akan mengembalikan kedamaian di dunia mereka. Lira tersenyum, meskipun ketakutan masih terlihat di wajahnya.

Dengan kekuatan yang terbangun, mereka melanjutkan untuk melawan makhluk tersebut. Lemparan mantra dan pertukaran tenaga membuat mereka semakin dekat. Akhirnya, dengan satu serangan gabungan yang terencana, keduanya sukses mengalahkan makhluk itu. Segera setelahnya, gerbang kembali bersinar dengan warna keemasan, menandakan bahwa dunia magis dan dunia manusia tetap terpisah, aman dari ancaman.

Setelah pertempuran berakhir, Raka dan Lira saling tatap. “Aku terima kasih bisa mengenalmu,” kata Lira, napasnya masih tersengal-sengal. “Tanpa dirimu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi.”

Raka tersenyum, walaupun hatinya merasa berat. “Kita telah melalui banyak hal. Namun, saatnya untuk kembali ke tempat kita masing-masing.”

Dan saat mereka berpaling untuk meninggalkan satu sama lain, Raka merasakan kilasan masa depannya lagi. Sekali lagi, dia melihat kerumunan orang dan rintih penuh syukur di wajah mereka. Ternyata, mereka akan bertemu lagi di masa yang akan datang. Baik sebagai sahabat maupun sebagai penjaga dunia masing-masing.

Dengan itu, Raka dan Lira melangkah kembali ke gerbang mereka, masing-masing membawa kenangan indah tentang petualangan yang membawa mereka bersama. Dan meskipun mereka kembali ke dunia mereka, ikatan yang telah terjalin di antara mereka selamanya akan membimbing langkah mereka untuk menjaga keajaiban dan kedamaian dunia mereka.

**Deskripsi Gambar untuk Artikel:**

Gambar ini menggambarkan Gerbang Cahaya yang berkilau, dengan dua sosok di depannya: Raka yang berpakaian sederhana dengan tatapan serius, dan Lira yang mengenakan gaun panjang berwarna cerah, memancarkan aura magis. Di latar belakang, terdapat cahaya bintang yang bersinar dan makhluk-makhluk magis yang mengintip dari balik pepohonan, menciptakan suasana magis dan penuh misteri.

**Cerita Pendek: Penjaga Gerbang Cahaya**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *