ID Times

situs berita dan bacaan harian

Makhluk yang Menyusuri Garis Cahaya Bintang

Di sebuah desa kecil yang terisolasi dari keramaian dunia, terdapat seorang gadis bernama Lira. Dia tinggal di rumah kayu sederhana bersama kakeknya, seorang mantan pelaut yang kini lebih banyak bercerita tentang perjalanan-perjalanannya di lautan luas. Setiap malam, Lira selalu menantikan saat-saat ketika langit gelap berlapis bintang muncul, bintang-bintang yang disebut kakeknya sebagai penuntun jiwa di tengah lautan luas.

Suatu malam, saat langit bertaburan bintang-bintang cerah, Lira merasakan sesuatu yang aneh. Ada ikan bercahaya di atas kepalanya, bersinar seperti bintang-bintang di angkasa. Namun, yang lebih menakjubkan adalah ketika dia mengamati satu cahaya yang berbeda dari yang lain. Cahayanya lurus, berkilauan, dan seakan-akan membentuk sebuah garis. Penasaran, Lira mengikuti garis cahaya itu, seakan magnet tak terlihat menariknya ke arah sana.

Melangkah dengan hati-hati, Lira menelusuri jalan setapak menuju tepi hutan. Di sana, dia melihat makhluk misterius yang mengeluarkan cahaya lembut. Makhluk itu tampak seperti kombinasi antara burung dan kupu-kupu, dengan sayap berwarna-warni dan tubuh yang berkilau seperti bintang. Makhluk itu tampak sedang berdansa, menyusuri garis cahaya bintang yang menyinari jalannya.

“Halo,” Lira menyapa, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. Makhluk itu menoleh dan mendekatkan tubuhnya, memperhatikan Lira dengan mata besar yang cerah. “Aku adalah Nira, penjaga garis cahaya,” katanya, suaranya lembut dan penuh kehangatan.

Lira tidak percaya pada kata-kata makhluk itu. “Mengapa kau menyusuri garis cahaya?” dia bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.

Nira menjawab, “Garis ini adalah jalan menuju dunia lain, tempat di mana para bintang dan mimpi tinggal. Hanya orang-orang yang memiliki hati yang murni yang dapat melihat dan mengikuti jalan ini.”

Lira merasakan desir rasa penasarannya semakin mendalam. Dia ingin tahu lebih banyak tentang dunia yang Nira sebut. “Bisakah aku ikut denganmu?” tanyanya penuh harap.

Nira tersenyum, sayapnya berkilau menggoda, “Tentu saja, jika kamu siap menghadapi semua yang akan datang.”

Tanpa berpikir panjang, Lira mengangguk. Bersama Nira, dia mulai menyusuri garis cahaya yang panjang dan berkelok-kelok itu. Di sepanjang perjalanannya, Lira melihat pemandangan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Bunga-bunga bercahaya di tepi jalan, pohon-pohon yang berbisik satu sama lain, dan sungai yang memantulkan warna-warni pelangi.

“Hati-hati, Lira,” suara Nira menginterupsi lamunannya. “Setiap langkahmu di sini sangat berarti. Ingat, tak semua makhluk di dunia ini bersahabat.”

Lira mengangguk, mengingat pesan itu. Namun, semangat penasarannya tidak bisa dibendung. Dia terus melangkah maju, sampai tiba di suatu tempat yang menakjubkan—sebuah danau yang airnya berkilau seperti kaca. Di tengah danau, ada sebuah pulau kecil yang dipenuhi tanaman aneh yang memancarkan cahaya keemasan.

“Nira, apa itu?” Lira bertanya dengan kagum.

“Itu adalah pulau impian,” kata Nira. “Setiap orang yang melangkah ke sana dapat menemukan mimpi terpendam mereka. Namun, tidak semua orang bisa kembali setelah menginjakkan kaki di sana.”

Lira merasa berdebar. Dia menatap pulau itu dengan penuh kerinduan. Dalam hatinya, dia selalu memiliki mimpi untuk menjadi seorang penulis dan menciptakan karya yang dapat mengubah hidup orang lain. Namun, dia juga ingat akan kakeknya dan betapa dia merindukan rumah.

“Nira, aku ingin pergi,” Lira mengumandangkan keinginannya.

“Baiklah,” Nira tersenyum lembut. “Tapi ingat, apa yang kau lihat di sana adalah bayangan dari harapanmu. Jika kamu terlena, kamu mungkin akan melupakan segalanya.”

Dengan hati yang penuh harapan dan ketegangan, Lira melangkah menuju pulau impian. Begitu menginjakkan kaki, dia merasakan sebuah getaran. Semua yang ada di sekelilingnya berubah menjadi warna-warni indah. Dia melihat bayangan-bayang masa depannya: dia berada di atas panggung, membaca karyanya di depan ribuan orang yang terpesona, senyum kebahagiaan dari kakeknya, dan banyak orang yang terinspirasi oleh kata-katanya.

Namun, saat dia melangkah lebih jauh, warnanya mulai memudar. Dia mulai merasa terjebak dalam ilusi indah itu, terhiruk-pikuk dengan semua kemewahan yang ditawarkannya. Dalam kekaguman itu, dia mulai lupa mengapa dia datang. Tiba-tiba, suara Nira menggaung dalam pikirannya, mengingatkan pada janjinya untuk tidak melupakan asalnya.

“Lira! Kembali!” teriak Nira dari tepi danau. Suaranya seakan membangunkan Lira dari lamunannya. Tiba-tiba, dia teringat pada kakeknya, pada rumah mereka, dan pada mimpi sebenarnya—bukan hanya menjadi penulis, tetapi menjadi seseorang yang dapat mempengaruhi dunia di sekitarnya.

Dengan segenap tenaganya, Lira memutar tubuh dan berlari kembali menuju tepian danau. Dia melompat kembali ke tanah yang aman, menghirup udara malam yang segar. Di mana Nira menunggu, sayapnya bergetar dalam kegembiraan.

“Kau berhasil!” Nira bersorak.

“Tapi… tidak ada yang aku dapatkan di pulau itu!” keluh Lira. “Selama ini aku melihat mimpi yang indah, tetapi tidak bisa mengambilnya.”

“Justru, itu adalah sesuatu yang sangat berharga, Lira. Kau telah menemukan apa yang benar-benar kau inginkan. Cobalah untuk menuliskan kisahmu, sekecil apapun,” kata Nira dengan bijaksana. “Berhentilah mencari apa yang kau inginkan di tempat lain; seringkali, jalan terbaik ada di depanmu.”

Lira merasa terpanggi oleh kata-kata makhluk yang telah menjadi sahabatnya itu. Moment itu menjadi pelajaran berharga baginya. Dia menyadari bahwa kebahagiaan sejati bukanlah tentang mencari mimpi di tempat yang jauh, melainkan mewujudkannya di dunia nyata.

Setelah malam yang penuh petualangan itu, Lira kembali ke desanya dengan hati yang penuh harapan dan pengertian. Dia menghabiskan hari-harinya menulis cerita-cerita kecil dan membagikannya kepada orang-orang di sekitarnya. Kakeknya merasa bangga melihat semangat cucunya tumbuh, dan bersama mereka, mimpi Lira perlahan-lahan berubah menjadi kenyataan.

Satu tahun kemudian, Lira tidak hanya menemukan suaranya sebagai penulis, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk berani mengejar mimpi mereka, sama seperti dia. Dan jika ada bintang yang bersinar di langit malam, Lira terkadang merasa bahwa itu adalah Nira, si makhluk yang menyusuri garis cahaya bintang, tersenyum bangga dari jauh.

### Gambar Deskripsi
Sebuah lukisan malam yang menakjubkan menggambarkan seorang gadis muda dengan rambut panjang yang ditiup angin, berdiri di tepi danau yang berkilauan. Di atasnya, langit dipenuhi bintang-bintang cerah, mengarah pada sebuah garis cahaya yang bercahaya yang terhubung dengan makhluk misterius bercahaya yang menyerupai perpaduan antara burung dan kupu-kupu. Latar belakangnya adalah hutan yang penuh dengan tanaman bercahaya dan suasana magis yang membuat seluruh gambar tampak seperti dari dunia mimpi.

### Cerita Pendek: Makhluk yang Menyusuri Garis Cahaya Bintang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *