ID Times

situs berita dan bacaan harian

Surat yang Tak Pernah Dibuka

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh bukit hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Arga. Sejak kecil, Arga selalu menyimpan rasa ingin tahunya yang besar terhadap dunia di luar desanya. Ia sering mendengar cerita tentang petualangan dari orang-orang tua di desanya, tetapi ia juga memiliki satu rahasia: sebuah surat yang ia temukan selama membersihkan attic rumah neneknya.

Surat itu terbuat dari kertas kuno, berwarna kekuningan, dan diapit dengan segel lilin merah yang sebagian sudah mencair. Tak ada nama pengirim atau penerima yang tercantum di bagian depan, hanya tulisan indah dan rapi di dalamnya. Namun, selama bertahun-tahun, Arga tidak pernah berani membuka surat itu. Ia merasa ada sesuatu yang sakral dan berharga di dalamnya.

Setiap hari, saat menjelang tidur, Arga selalu memandangi surat itu. Ia membayangkan isi surat tersebut dan bertanya-tanya apakah surat itu ditujukan untuk seseorang yang penting. Rasa ingin tahunya semakin menggelora seiring waktu berjalan dan desas-desus tentang surat itu mulai menebal di kepalanya. Teman-temannya pun sering menggoda Arga, meminta agar ia berani membukanya.

Suatu petang yang cerah, ketika matahari mulai terbenam, Arga memutuskan untuk pergi ke tepi sungai. Ia duduk di atas batu besar, memandang air mengalir jernih. Dalam hati, ia bertanya-tanya apakah ia akan menyesal jika tidak pernah membuka surat itu. Ia menggenggamnya erat-erat, merasakan getaran misterius yang selalu menyertainya.

Dengan tekad yang bulat, Arga pulang ke rumah dan menyalakan lampu. Ia duduk di meja kayu, membuka segel lilin dengan hati-hati, dan memperhatikan bagaimana lilin mencair secara perlahan. Dengan napas yang tertahan, ia membuka lipatan kertas itu. Isi surat tersebut mengejutkannya. Ternyata adalah catatan perjalanan seseorang yang telah menjelajahi tempat-tempat jauh dan indah, menggambarkan pengalaman berharga, serta perasaan cinta yang mendalam untuk seseorang yang ditinggalkan.

Di akhir surat, ada sebuah pesan yang menyentuh hati: “Jangan pernah ragu untuk menjelajah, karena setiap petualangan membawa pelajaran, dan setiap perpisahan menyimpan harapan untuk bertemu kembali.”

Air mata haru mengalir di pipi Arga. Ia sadar, surat itu bukan hanya sekadar tulisan, tetapi sebuah panggilan untuk menjalani hidup sepenuhnya. Sejak saat itu, ia merencanakan untuk menjelajahi dunia, membawa surat itu sebagai pengingat bahwa setiap pasangan, setiap petualangan, dan setiap pengalaman adalah bagian dari kehidupan yang indah. Dan meskipun surat itu sudah dibuka, petualangan baru saja dimulai.

**Deskripsi Gambar untuk Artikel:**

Gambar yang menyertai artikel ini menggambarkan seorang pemuda dengan ekspresi penuh rasa ingin tahu, duduk di dekat tepi sungai saat matahari terbenam. Di tangannya terdapat sebuah surat kuno, dengan aliran air sungai mengalir di belakangnya. Cahayanya lembut, menciptakan suasana yang hangat dan reflektif, menggambarkan momen penting ketika Arga memutuskan untuk membuka surat yang selama ini disimpannya. Di langit, awan berwarna jingga dan ungu menambah keindahan pemandangan, menciptakan nuansa harapan dan petualangan yang akan datang.

**Surat yang Tak Pernah Dibuka**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *