ID Times

situs berita dan bacaan harian

Tetesan Embun di Daun

Di sebuah pagi yang tenang, sinar mentari perlahan menyinari desa kecil bernama Cempaka. Udara segar mengepul di antara pepohonan, dan suara burung berkicau menggema di kesunyian. Setiap sudut desa bagaikan lukisan kehidupan yang dipenuhi warna-warna cerah. Namun, ada satu pemandangan yang selalu memikat perhatian siapa saja yang melintasinya: tetesan embun di daun-daun hijau yang segar.

Di tepi sebuah hutan, seorang gadis bernama Raya berdiri terpaku menikmati keindahan pagi itu. Ia adalah seorang seniman muda yang selalu terinspirasi oleh alam. Bagi Raya, tetesan embun adalah keajaiban yang sederhana, namun menunjukkan betapa luar biasanya ciptaan Tuhan. Setiap tetesan embun yang menggantung di daun seolah menjadi permata yang bersinar, memantulkan cahaya mentari dengan indah.

Raya melangkah mendekati pohon mangga yang rimbun. Dengan hati-hati, ia menyentuh salah satu daun yang berkilau. “Betapa indahnya, kau nampak seperti butiran kristal,” gumamnya sambil tersenyum. Mengingat betapa seringnya ia terjebak dalam rutinitas sehari-hari, Raya merasa saat-saat kecil seperti ini sangat berharga. Tetesan embun itu seolah mengingatkannya untuk selalu menghargai hal-hal kecil yang sering kali terabaikan.

Ia pun memutuskan untuk membuat sketsa. Dengan pensil dan buku gambar di tangannya, ia menangkap momen itu, mengabadikan keindahan yang tak tergantikan. Saat ia menarik garis dan memadukan warna, ada satu tetesan embun yang selalu menarik perhatiannya. Tetesan itu menggantung di ujung daun, seolah sedang menantikan sesuatu.

Satu jam berlalu, tetesan embun itu mulai bergetar. Raya memperhatikan dengan saksama, dan dalam sekejap, embun itu jatuh, menghantam tanah dengan lembut. Dalam hati, Raya merasa seolah embun itu mengajarinya tentang keberanian. Walaupun dirinya kecil dan tampaknya tak berarti, embun itu tetap berani meninggalkan tempatnya untuk mengalami sesuatu yang baru.

Akhirnya, dengan sketsa yang hampir selesai, Raya mengamati hasil karyanya. Ia tersenyum puas, bukan hanya karena gambarnya yang indah, tetapi karena pelajaran yang didapat dari sebuah tetesan embun. Sejak hari itu, ia berjanji untuk lebih menghargai momen-momen kecil dalam hidup, karena setiap detik itu berharga dan penuh arti.

Saat matahari semakin meninggi, Raya meninggalkan tempat itu, membawa serta hati yang lebih ringan dan semangat yang baru. Dan di baliknya, tetesan embun yang lain bersiap untuk mengambil alih, mempersiapkan diri untuk momen indah selanjutnya di pagi yang baru.

**Deskripsi Gambar:**
Gambar ini menampilkan suasana pagi di desa Cempaka, dengan sinar matahari yang lembut menerobos celah-celah pepohonan. Di tengah gambar, terlihat close-up tetesan embun jernih yang menggantung di ujung daun hijau yang segar, memantulkan cahaya keemasan dari matahari. Kontras latar belakang dengan burung-burung yang terbang di langit biru memberikan kesan damai dan menenangkan.

**Tetesan Embun di Daun**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *