Dilema Sang Penjelajah Waktu
August 20, 2024
Di sebuah laboratorium kecil yang terletak di pinggiran kota, seorang ilmuwan bernama Arka tengah menyusun alat yang telah ia impikan selama bertahun-tahun: mesin waktu. Setelah berbulan-bulan bekerja tanpa henti, akhirnya mesin itu siap untuk diujicobakan. Arka tidak sabar untuk melihat apa yang akan terjadi ketika ia memutar tombol merah yang terletak di tengah panel.
Dengan hati yang berdebar, Arka memasukkan tanggal ke dalam mesin. Ia ingin pergi ke tahun 2123, dan melihat dunia yang akan datang. Dalam sekejap, cahaya biru menyilaukan menyelimuti seluruh laboratorium, dan ketika cahaya mereda, Arka mendapati dirinya berada di tengah-tengah sebuah kota futuristik yang megah.
Tetapi, saat ia mengagumi keindahan dunia baru ini, ia tiba-tiba mendengar suara perempuan berteriak minta tolong. Tanpa berpikir panjang, Arka berlari mengikuti suara itu dan menemukan seorang wanita muda terjebak di antara puing-puing gedung yang runtuh. Tanpa ragu, Arka berusaha menyelamatkannya. Dengan kekuatan yang tersisa, ia menarik beban yang menghalangi dan membebaskan wanita itu.
Namun, saat Arka melihat ke wajah wanita tersebut, ia merasa seolah sudah mengenalnya. Wanita itu mirip dengan ibunya yang telah meninggal tragis beberapa tahun lalu. Dalam sekejap, perasaan bersalah dan rasa rindu menggelayuti pikirannya. Jika ia dapat menyelamatkan ibunya di masa lalu, apakah ia harus melakukannya? Arka tertegun. Menyelamatkan wanita ini bukan hanya berarti menolong orang tak dikenal, tetapi juga menciptakan celah dalam alur waktu yang bisa mengubah seluruh kehidupannya.
Membiarkan wanita itu terjebak berarti ia bisa terus hidup, tetapi menyelamatkannya juga bisa mengguncang kenyataan dan membuat dunia yang ia kenal menjadi berantakan. Arka berada di persimpangan pilihan, dua jalan yang sama-sama menjanjikan dan menakutkan.
Akhirnya, dengan tekad yang bulat, Arka memutuskan untuk tidak ikut campur. Ia tahu bahwa mengubah masa lalu sering kali membawa konsekuensi yang tidak diinginkan. Arka merangkul wanita itu dan memastikan ia aman sebelum kembali ke mesin waktunya. Dengan air mata yang menggenang, ia tersenyum penuh harap.
Begitu ia kembali ke laboratorium, Arka merenung. Walaupun ternyata ia tidak dapat menyelamatkan ibunya yang hilang, ia telah belajar pentingnya menerima kenyataan dan bahwa setiap langkah yang diambil dalam hidup memiliki makna tersendiri. Dilema yang dihadapinya menjadi pelajaran berharga bahwa meskipun ia memiliki kemampuan untuk mengubah sejarah, kadang-kadang yang terpenting adalah menjalani hidup yang telah diberikan.
—
**Deskripsi Gambar untuk Artikel:**
Gambar menunjukkan seorang pria muda dengan wajah penuh rasa bingung dan harapan, berdiri di depan mesin waktu yang berkilauan di laboratorium yang futuristik. Di latar belakang tampak panel-panel berisi tombol-tombol canggih dan layar hologram yang menampilkan wajah perempuan yang mirip dengan ibunya. Atmosfer laboratorium dipenuhi dengan cahaya biru yang misterius, menggambarkan nuansa petualangan dan dilema yang tengah dihadapi oleh sang penjelajah waktu.