Katak dan Pelangi di Ujung Hutan
August 21, 2024
Di suatu tempat yang terletak jauh di pedalaman, hiduplah seekor katak kecil bernama Kiki. Kiki adalah katak yang sangat berbeda dari katak-katak lainnya. Ia tinggal di tepi Kolam Berminat, sebuah kolam yang dikelilingi oleh pepohonan rimbun dan padang rumput yang hijau. Setiap pagi, Kiki akan melompat-lompat di atas batuan keemasan di tepi kolam sambil melantunkan suara merdu yang mengisi hutan dengan melodi ceria.
Meskipun Kiki dikenal sebagai katak yang penuh semangat, ada satu hal yang selalu membuatnya penasaran. Di tengah hutan, ada sebuah cerita yang sering dibicarakan oleh binatang-binatang lain: kisah tentang pelangi yang muncul setelah hujan di ujung hutan. Menurut mereka, pelangi itu sangat indah dan bisa memenuhi harapan siapa pun yang melihatnya.
Suatu hari, setelah hujan lebat mengguyur hutan, hati Kiki dipenuhi rasa ingin tahu yang semakin membara. Ia mendengar suara riuh dari burung-burung yang terbang rendah. “Kiki! Kiki! Lihatlah!” seru Elly, si burung pipit, sambil menunjuk ke arah langit. Kiki mendongak dan terpesona oleh pemandangan luar biasa. Sebuah pelangi yang megah muncul dengan warna-warna cerah membentang di atas kolam.
“Aku ingin melihat pelangi itu lebih dekat!” kata Kiki dengan penuh semangat. “Apa kau mau pergi bersamaku, Elly?”
Elly mengangguk setuju. Mereka bertekad untuk menjelajahi hutan demi mencapai ujung pelangi. Dalam perjalanan mereka, tetangga Kiki, si tupai bernama Sisi, memutuskan untuk bergabung. “Aku juga ingin melihat pelangi itu!” ujar Sisi dengan penuh antusiasme.
Mereka melanjutkan perjalanan, melewati jalan setapak yang dilapisi daun-daun yang masih basah oleh hujan. Hutan terasa segar dan aroma tanah yang lembap menambah semangat mereka. Namun, perjalanan tidak semudah yang mereka bayangkan. Di tengah perjalanan, mereka harus melewati Jembatan Kayu yang rentan.
“Siapa yang akan melintas duluan?” tanya Elly, matanya melirik jembatan yang goyang. Kiki merasa sedikit takut, tetapi rasa ingin tahunya lebih besar. Dengan hatinya yang berdebar, ia melompat maju. Di satu sisi, Sisi menggigit kayu sambil berusaha menjaga keseimbangan, sementara Elly terbang di atas mereka, memberikan semangat.
“Tepat! Kita bisa melakukannya!” teriak Elly. Kiki mengumpulkan keberaniannya dan melompat satu per satu, mengikuti langkah Elly dan Sisi. Jembatan bergetar, tetapi akhirnya mereka berhasil menyeberang.
Setelah melewati jembatan, mereka bertemu dengan Riki, si rusa yang sedang menggigit rumput. “Mau ke mana kalian?” tanya Riki dengan rasa penasaran. Setelah mendengar tujuan mereka, Riki ikut bergabung dan menawarkan bantuan. “Aku tahu jalan, ayo! Kita segera sampai!” katanya dengan percaya diri.
Mereka melanjutkan perjalanan, melalui lorong-lorong kecil yang dikelilingi semak-semak. Di tengah perjalanan, mereka melihat berbagai macam flora dan fauna, dari kupu-kupu berwarna-warni hingga bunga-bunga yang mekar setelah hujan. Kiki merasa bersyukur bisa berjalan bersama teman-temannya.
Akhirnya, setelah berjalan cukup jauh, mereka tiba di sebuah bukit. Dari situ, mereka bisa melihat pelangi yang indah melengkung di langit, ujungnya seolah-olah menempel di tanah. “Itu dia! Kita hampir sampai!” seru Kiki penuh semangat.
Mereka berlari menuruni bukit dan akhirnya tiba di tempat di mana ujung pelangi menyentuh tanah. Namun, di sana mereka menemukan sebuah tempat yang berbeda. Sebuah kolam kecil yang dikelilingi bunga-bunga cantik dan batu-batu berwarna-warni.
“Jadi, inikah ujung pelangi?” tanya Sisi sambil terpesona dengan pemandangan di sekelilingnya. “Tapi di mana pelanginya?” Elly menggaruk kepalanya, bingung.
Kiki melangkah lebih dekat ke kolam. “Mungkin kita harus lebih dekat,” ujarnya. Begitu mereka mendekat, Kiki melihat cahaya yang berkilauan di dasar kolam. Makin dekat mereka, makin jelas cahaya itu seolah memanggil-manggil mereka.
“Cobalah sentuh airnya!” saran Riki. Dengan hati-hati, Kiki merentangkan kakinya dan menyentuh permukaan air. Seketika, cahaya berkilau itu melintas dan menyelimuti mereka, membuat mereka berputar-putar di dalam kilauan warna-warni.
“Kiki! Apa yang terjadi?!” teriak Sisi ketakutan, namun Kiki malah tertawa.
“Lihat! Ini indah sekali!” Kiki berseru. Mereka semua merasakan energi yang kuat dan bahagia.
Setelah sejenak merasakan kilauan yang indah, cahaya itu mulai memudar. Saat mereka tersadar, semuanya tampak lebih cerah dan berwarna. Pelangi yang mereka lihat di atas kini tampak lebih dekat, seolah-olah memberi mereka kekuatan baru.
“Ternyata ujung pelangi adalah tempat ini!” kata Riki terkejut. “Bukan hanya warna-warnanya, tetapi juga kenangan ini!”
Kiki tersenyum lebar. “Aku tahu! Pelangi bukan hanya tentang apa yang terlihat, tetapi juga tentang perjalanan yang kita jalani dan teman yang ada di samping kita,” ujarnya bijak.
Mereka semua tertawa dan merayakan penemuan mereka. Kiki, Elly, Sisi, dan Riki merasa lebih dekat satu sama lain daripada sebelumnya. Kini mereka menyadari bahwa makna pelangi ada pada persahabatan dan pengalaman bersama.
Saat senja mulai tiba, Kiki berkata, “Mari kita pulang dan ceritakan petualangan kita kepada semua teman-teman lain di Kolam Berminat.”
Dengan hati yang penuh kebahagiaan, mereka berjalan pulang melewati hutan yang kini terasa lebih akrab. Mereka tahu bahwa setiap hujan akan selalu ada pelangi, namun yang terpenting adalah kebersamaan yang mereka miliki dalam setiap perjalanan.
Ketika Kiki kembali ke kolam saat matahari terbenam, ia merasa penuh dengan harapan. Pelangi di ujung hutan bukan hanya sekadar warna di langit; itu adalah simbol harapan, persahabatan, dan kenangan tak terlupakan.
**Gambaran Gambar untuk Artikel:**
Gambaran gambar menunjukkan Kiki, si katak kecil yang bersemangat, berdiri di tepi kolam yang dikelilingi oleh pepohonan hijau dan bunga berwarna-warni. Di atasnya membentang pelangi yang cerah, dan di sekelilingnya terdapat teman-temannya: Elly si burung pipit, Sisi si tupai, dan Riki si rusa. Mereka semua sedang melompat dengan gembira, menikmati keindahan alam serta suka cita petualangan yang baru mereka alami.