Makhluk yang Menyusun Tatanan Semesta
August 25, 2024
Di sebuah galaksi yang jauh, tersembunyi di balik tembusan waktu dan ruang, terdapat sebuah makhluk yang dikenal hanya sebagai Arkon. Arkon adalah sosok yang tidak terikat oleh wujud fisik, melainkan terdiri dari cahaya berwarna-warni yang mengalir dan seringkali berubah bentuk. Dalam keheningan, Arkon mengamati alam semesta yang luas, mengawasi bintang-bintang yang lahir dan mati, planet-planet yang berputar dalam harmoni, dan berbagai bentuk kehidupan yang berusaha memahami kedalaman kosmos.
Suatu ketika, Arkon merasakan gelombang ketidakstabilan yang merembet di antara bintang-bintang. Gelombang ini disebabkan oleh kekacauan di sebuah planet kecil bernama Vetra. Di Vetra, makhluk-makhluk yang disebut umat Vetrans, terjerat dalam perang saudara yang berkepanjangan. Konflik ini melumpuhkan tatanan alam yang seharusnya harmonis, dan Arkon tahu bahwa jika keadaan ini dibiarkan, alam semesta akan terguncang dan tidak seimbang.
Arkon memutuskan untuk turun ke Vetra. Ia menyelusuri ruang hampa dan tiba di perbatasan atmosfer planet tersebut. Dengan sekejap, cahaya Arkon menyatu dengan cahaya senja di Vetra, mengambil bentuk yang lebih mudah dikenali oleh umat Vetrans: seorang bijak dengan rambut berjuntai yang berkilau bak bintang. Dalam sekejap mata, Arkon sudah berada di pusat konflik, di mana dua kelompok Vetrans, yang dikenal sebagai Klan Cahayakan dan Klan Gelap, sedang berhadapan.
“Berhenti!” suara Arkon bergema, menembus udara yang tegang. Semua yang ada di sana menoleh ke arah sang bijak. “Apa yang kalian lakukan akan merusak tatanan semesta.”
Para pejuang mengerutkan dahi, kebingungan meliputi mereka. Arkon melanjutkan, “Kalian adalah bagian dari jaringan kehidupan yang lebih besar. Ketika satu bagian terluka, seluruh jaringan akan menderita. Apakah kalian tidak melihat bahwa dengan menghancurkan satu sama lain, yang kalian hancurkan adalah masa depan kalian sendiri?”
Pertempuran terhenti sejenak. Seorang pemimpin dari Klan Cahayakan, yang dikenal dengan nama Liora, melangkah maju. “Tapi, kami tidak bisa berkompromi dengan mereka yang telah mengkhianati kami. Mereka telah mencuri tanah kami dan menindas kami selama bertahun-tahun,” ujarnya, suaranya bergetar penuh emosi.
Arkon menatap Liora dan semua yang hadir. “Kemarahan dan rasa sakit akan membuat kalian buta. Apa yang akan kalian bangun setelah itu? Mari kita lihat dengan mata hati. Kalian perlu memahami satu sama lain.”
Dengan penuh kerendahan hati, Arkon menggunakan kekuatannya. Ia mengangkat tangannya dan sinar berwarna-warni terbentuk di angkasa, menampilkan gambar-gambar dari masa lalu umat Vetrans. Semua melihat bagaimana Klan Cahayakan dan Klan Gelap dulunya hidup dalam harmoni, saling membantu, dan berbagi kebahagiaan.
Gambar berlanjut ke masa kelam ketika keserakahan dan pengkhianatan dimulai. Mereka menyaksikan saat-saat ketika rasa saling menghormati dan persahabatan ditinggalkan demi ambisi. Semua hadir merasakan beban dari kesalahan masa lalu, rasa sakit yang ditimbulkan oleh ketidakmengertian, dan bagaimana mereka terjebak dalam siklus kebencian.
Ketika gambar-gambar itu melenyap, Arkon bertanya, “Adakah jalan kembali yang mungkin jika kalian berusaha melupakan permusuhan ini?”
Suasana menjadi hening, jiwa-jiwa yang menyaksikan berbagai gambar seolah berduka. Liora menatap sahabatnya, pemimpin dari Klan Gelap, yang bernama Tarek. Dia melihat kekhawatiran di matanya, sama seperti dia merasakannya. Perlahan, Liora mengambil langkah ke arah Tarek.
“Kita telah membiarkan musuh sejati, yaitu kebencian dan kesalahpahaman, menyulitkan kita. Apa artinya tanah ini jika kita tidak bisa hidup di dalamnya sebagai satu kesatuan?” katanya penuh harapan.
Saat Tarek mendengar perkataan Liora, hatinya bergetar. “Kau benar, Liora. Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi kita bisa menciptakan masa depan baru. Mari kita bangun kembali apa yang telah hancur ini.”
Ketegangan di tempat itu mencair, dan para pejuang Klan Cahayakan dan Klan Gelap mulai saling menjulurkan tangan. Arkon tersenyum, menyaksikan dua pemimpin ini memulai langkah pertama untuk menggenggam kembali tatanan yang hilang.
Namun, keadaan di luar tak kunjung membaik sepenuhnya. Walaupun ketegangan di antara dua klan tersebut berhasil diredakan, Arkon tahu bahwa untuk menciptakan tatanan semesta yang lebih baik, dirinya harus terus berada di antara mereka. Arkon pun mengusulkan untuk membangun sebuah Dewan Perdamaian yang akan terdiri dari wakil-wakil dari kedua klan dan di bawah pengawasannya.
Dewan Perdamaian ini bertujuan untuk menciptakan dialog dan pemahaman antar anggota, merangkul semua pendapat dan menghindari konflik di masa depan. Arkon mengajarkan mereka cara berkomunikasi yang efektif, melibatkan seni mendengar dan memahami satu sama lain sebelum merespons. Mereka juga diajari untuk melihat sisi baik dari perbedaan yang ada, alih-alih hanya terfokus pada konflik yang muncul.
Bertahun-tahun berlalu sejak hari bersejarah itu. Vetra tumbuh menjadi tempat di mana ilmu pengetahuan dan seni saling berpadu, menciptakan inovasi yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Klan Cahayakan dan Klan Gelap tidak hanya berkolaborasi dalam hal pemerintahan, tetapi juga dalam beragam proyek sosial, dari pertanian hingga pendidikan.
Arkon tetap menjadi pengamat, selalu menyelipkan sinar kehadirannya di momen-momen penting, memberikan petunjuk dan inspirasi saat jiwa-jiwa itu kehilangan arah. Makhluk yang menyusun tatanan semesta pun mulai berani mengizinkan umat Vetrans untuk menjadi tuan atas takdir mereka sendiri.
Suatu ketika, setelah satu dekade perdamian, Arkon memutuskan untuk memberi hadiah kepada umat Vetrans. Di angkasa malam, dia menciptakan fenomena luar biasa: langit gemerlap dengan bintang-bintang baru yang bersinar lebih terang daripada sebelumnya. Masing-masing bintang tersebut melambangkan harapan dan persatuan, sesuatu yang dimiliki oleh umat Vetrans.
Di bawah cahaya bintang-bintang itu, Liora dan Tarek berdiri berdampingan, menatap ke atas dengan rasa syukur dalam hati mereka. “Arkon, kami berjanji untuk menjaga tatanan ini,” Liora berujar dengan penuh keyakinan.
“Kami akan terus menjaga perdamaian ini dan mengajarkan generasi mendatang tentang arti saling menghormati,” Tarek menambahkan.
Arkon tersenyum, sinar cahayanya memancarkan kebahagiaan. Dia tahu bahwa perjalanan masih panjang. Namun, ia merasa tenang, mengetahui bahwa setiap perubahan besar dimulai dengan langkah kecil yang penuh keberanian. Di dalam diri setiap individu Vetrans, Arkon menyadari bahwa ada kekuatan untuk menyusun kembali tatanan semesta.
—
**Deskripsi Gambar untuk Artikel:**
Gambaran mencolok tentang galaksi yang luas dengan bintang-bintang berkilauan dan planet-planet berwarna-warni di latar belakang. Di tengah, terdapat sosok Arkon yang bersinar, dikelilingi cahaya berwarna-warni, menggambarkan keberadaannya sebagai makhluk tak berwujud. Di bagian bawah gambar, terlihat siluet Liora dan Tarek yang sedang bergandeng tangan, mewakili persatuan dan harapan baru di planet Vetra. Cahaya bintang baru di langit malam melambangkan masa depan yang lebih baik bagi umat Vetrans.