ID Times

situs berita dan bacaan harian

Makhluk dari Dunia yang Terlupakan

Di sebuah lembah yang terletak jauh di balik pegunungan tinggi, terdapat sebuah desa yang dikenal dengan nama Desa Aluna. Desa ini dikelilingi oleh hutan lebat dan bukit-bukit hijau, di mana kabut seringkali menyelimuti puncak-puncaknya, seakan menjaga rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Penduduk desa adalah orang-orang yang sederhana, hidup dari bertani dan mengumpulkan hasil hutan. Mereka percaya bahwa di balik bukit dan dalam hutan ada makhluk-makhluk yang tak terlihat, makhluk dari dunia yang terlupakan.

Suatu hari, seorang pemuda bernama Raka, yang merupakan anak seorang petani, memutuskan untuk menjelajahi hutan tersebut. Ia mendengar banyak cerita dari neneknya tentang makhluk-makhluk aneh yang konon hanya muncul ketika malam bulan purnama. Raka yang penasaran ingin melihat keajaiban tersebut.

Saat hari mulai gelap dan bulan purnama muncul di langit, Raka mengenakan jaketnya dan menyusuri jalan setapak menuju hutan. Suasana di hutan begitu sunyi, hanya suara langkah kakinya yang retak di atas daun kering. Raka terus melangkah hingga menemukan sebuah lembah kecil yang dipenuhi cahaya lembut. Di tengah lembah itu, terdapat sebuah danau kecil yang airnya bercahaya seolah terbuat dari kunang-kunang.

Raka terpesona dengan keindahan danau tersebut. Namun, saat ia mendekat, ia melihat sosok bayangan melintas di tepi danau. Dengan hati berdebar, Raka memberanikan diri untuk mendekati bayangan itu. Saat ia semakin dekat, bayangan tersebut mulai jelas. Itu adalah makhluk berwujud manusia, tetapi dengan kulit yang berkilau seperti sisik ikan dan mata yang bersinar seperti bintang.

“Siapa kau?” tanya Raka, mencoba menahan rasa takutnya.

Makhluk itu tersenyum lembut dan menjawab, “Aku Nara, penjaga lembah ini. Selamat datang di Dunia Terlupakan.”

Raka menghela napas lega. “Dunia Terlupakan? Apa itu?”

Nara menjelaskan bahwa dunia mereka merupakan tempat yang terlindung dari pandangan manusia selama berabad-abad. Mereka adalah makhluk dari alam yang berbeda, yang terlahir dari keindahan alam dan rasa syukur terhadap kehidupan. Namun, dunia mereka mulai memudar karena semakin sedikitnya orang yang menghargai keindahan alam, lebih memilih berhidup dalam kesibukan dan kebisingan.

“Kenapa kau memilih untuk datang ke sini?” tanya Nara.

“Aku ingin melihat keajaiban yang kau ceritakan. Aku ingin tahu lebih banyak tentang dunia yang mungkin telah dilupakan oleh kami,” jawab Raka.

Mendengar jawaban Raka, Nara mengangguk. “Baiklah, jika kau ingin tahu, aku akan membawamu untuk melihat keajaiban di dunia ini.”

Dengan satu gerakan tangannya, Nara mengajak Raka untuk melangkah ke tepi danau. Keduanya duduk di bantalan rumput yang lembut sambil menatap air yang berkilauan. Nara kemudian membisikkan mantra halus, dan dalam sekejap, permukaan danau mulai bergetar, menciptakan gambaran dari berbagai alam yang berbeda. Raka melihat pohon-pohon raksasa, hewan-hewan ajaib yang belum pernah dilihatnya, dan tanaman-tanaman berwarna-warni yang mampu berbicara.

“Ini adalah ingatan dari alam. Setiap makhluk, setiap tanaman, memiliki cerita yang ingin disampaikan,” kata Nara.

Raka tertawa melihat ikan berwarna cerah yang melompat-lompat di atas air, mengeluarkan bunyi lucu yang seolah berkata, “Kami ada di sini, kami ada di sini.” Ia merasa sangat terpesona dan penuh harapan, tetapi tiba-tiba ia teringat tentang desanya yang semakin terabaikan, hutan yang mulai dirusak untuk pembangunan, dan bagaimana orang-orang semakin jauh dari alam.

“Apa yang bisa kulakukan?” Raka bertanya kepada Nara. “Aku ingin membantu, tetapi aku hanya seorang pemuda.”

“Setiap tindakan kecil berarti, Raka. Jika kau bisa menyampaikan pesan ini kepada orang-orangmu, mungkin mereka bisa merasakan kembali keajaiban alam,” Nara menjelaskan dengan lembut. “Biarkan mereka tahu, bahwa menjaga alam adalah menjaga hidup mereka sendiri.”

Mendengar hal itu, Raka merasa beban di pundaknya namun juga sudah merasakan pencerahan. Setelah malam berlalu, Nara mengantar Raka kembali ke desanya dengan satu tujuan di kepala Raka: membagikan pengetahuannya tentang keajaiban apa yang ada di luar sudut pandangnya selama ini.

Saat sampai di desanya, Raka langsung pergi ke tempat neneknya berada. Ia menceritakan semua yang dilihatnya, tetapi awalnya banyak orang yang meragukan kisahnya. Mereka menganggap Raka hanya berkhayal. Meski begitu, ia tidak menyerah. Raka mulai mengumpulkan teman-temannya untuk melakukan perjalanan ke danau saat bulan purnama berikutnya.

Akhirnya, malam yang ditunggu-tunggu datang. Raka dan teman-temannya pergi bersama, meski skeptisisme masih ada di antara mereka. Namun, saat mereka tiba di danau, cahaya lembut itu membuat mereka tertegun. Gambar-gambar dari Dunia Terlupakan dipanggil kembali lewat air, dan satu per satu, mereka mulai melihat keajaiban yang diceritakan Raka. Beberapa teman Raka bahkan mulai mengeluarkan kamera, mencoba merekam keindahan yang disaksikan.

Malam itu membuat mereka terpesona, rasa peduli terhadap alam mulai tumbuh dalam hati mereka. Mereka berjanji untuk menjaga hutan dan danau agar tetap bersih dan tidak dirusak. Dari malam ke malam, lebih banyak penduduk desa datang untuk melihat keajaiban tersebut. Secara perlahan, desa Aluna mulai bertransformasi menjadi tempat yang lebih menghargai alam.

Lama kelamaan, cerita tentang Nara dan makhluk dari Dunia Terlupakan mewujud menjadi legenda yang menginspirasi banyak generasi. Desa Aluna bukan hanya menjadi tempat berkumpulnya orang-orang, tetapi juga melahirkan kekaguman dan rasa syukur terhadap lingkungan. Raka yang kini semakin dewasa, menjadi penggerak bagi masyarakat sekitar untuk terus berbagi cinta kepada alam.

Berkat keberanian dan kemurahan hati Raka, dunia yang terlupakan itu tidak hanya tetap terjalin dengan alam, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai penting kepada manusia. Melalui prestasi itu, Raka menyadari bahwa keajaiban sejati tidak hanya ada di tempat jauh, tetapi juga dapat diciptakan di dalam hati dan tindakan.

**Gambaran Gambar untuk Artikel:**

Gambar yang dapat menyertai artikel ini adalah ilustrasi yang menampilkan Raka dan Nara berdiri di tepi danau yang berkilauan di bawah sinar bulan purnama. Di latar belakang, ada pohon-pohon raksasa dengan dedaunan berwarna cerah dan makhluk-makhluk menakjubkan dari Dunia Terlupakan, seperti ikan bercahaya dan bunga-bunga yang tampak seperti bisa berbicara. Atmosfer gambar tersebut menggambarkan keajaiban dan kedamaian, mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam.

**Makhluk dari Dunia yang Terlupakan**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *