ID Times

situs berita dan bacaan harian

Penjaga Gerbang ke Dunia Bawah Tanah

Di desa kecil yang tersembunyi di balik hutan lebat, terdapat sebuah legenda yang telah berusia ratusan tahun. Konon, di kedalaman hutan itu terdapat sebuah gerbang menuju dunia bawah tanah yang dihuni oleh makhluk-makhluk misterius. Gerbang tersebut dijaga ketat oleh seorang penjaga tua yang dikenal sebagai Sang Penjaga. Tak seorang pun pernah melihat wajahnya, karena ia selalu mengenakan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya, dan hanya sepasang mata biru terang yang terlihat, bersinar seperti bintang di malam gelap.

Ali, seorang pemuda desa yang haus petualangan, sering kali mendengar cerita tentang Sang Penjaga dan dunia bawah tanah. Teman-temannya selalu memperingatinya untuk tidak mendekati hutan, karena banyak yang hilang setiap kali mereka mencoba. Namun, rasa penasaran dan keinginan untuk membuktikan keberanian membakar semangat Ali. Suatu malam, saat bulan penuh bersinar terang, Ali mengambil keputusan. Ia akan menuju hutan dan menemukan gerbang itu.

Dengan berbekal senter dan beberapa bekal makanan, Ali menginjakkan kaki di hutan. Suara-suara malam terjadi di sekelilingnya, tetapi jantungnya berdegup kencang karena semangatnya. Ia berjalan dengan hati-hati, menyusuri jalan setapak yang tertutupi dedaunan basah. Setelah beberapa jam berjalan, dia sampai di sebuah tempat terbuka, dan di sana, di depan mataannya, berdirilah sebuah gerbang besar yang terbuat dari batu hitam berlumut.

Gerbang tersebut penuh dengan ukiran-ukiran yang tak dikenalnya, seolah-olah menceritakan kisah-kisah dari zaman dahulu. Di sisi gerbang, berdiri Sang Penjaga, cukup tinggi dan mengesankan. Saat mata mereka bertemu, Ali merasakan aura yang kuat, seolah Sang Penjaga mampu membaca isi hatinya.

“Kenapa kau datang ke sini, anak muda?” suara Sang Penjaga bergema dalam keheningan malam.

“Aku datang untuk menjelajahi dunia bawah tanah dan membuktikan keberanianku,” jawab Ali, meskipun sedikit bergetar.

Sang Penjaga mengangkat alisnya, seolah meragukan niat Ali. “Banyak yang datang sebelum kamu, tetapi tidak semua bisa kembali. Dunia bawah tanah menyimpan rahasia dan bahaya yang tidak dapat diabaikan. Apakah kamu yakin?”

Ali mengangguk dengan teguh meskipun dalam hatinya ada rasa takut. “Aku siap menghadapi apapun yang ada di sana.”

“Baiklah, jika itu yang kau inginkan,” kata Sang Penjaga sambil menggerakkan tangannya. Gerbang mulai terbuka perlahan, mengeluarkan suara keroncongan seperti ayunan waktu. Dengan satu langkah, Ali melangkah masuk dan terhisap oleh kegelapan.

Saat memasuki dunia bawah tanah, Ali menemukan dirinya berada di gua yang luas dengan stalaktit dan stalagmit yang berkilauan. Cahaya aneh memantulkan bayang-bayang di dinding gua, menciptakan ilusi makhluk-makhluk menyeramkan. Sejenak, Ali merasa terjebak oleh ketakutan, namun keinginan untuk menjelajahi menggugah semangatnya kembali.

“Selamat datang di Hvetin, dunia di bawah tanah,” sebuah suara lembut menyapa. Ali melihat ke arah suara itu dan melihat seorang perempuan muda dengan rambut panjang berwarna perak dan mata hijau bercahaya. Dia mengenakan gaun putih yang seolah menyatu dengan cahaya di sekelilingnya.

“Aku Mei,” katanya sambil tersenyum. “Aku adalah penduduk Hvetin. Apa yang membawamu ke sini?”

“Aku Ali. Aku ingin menemukan dunia ini dan petualangan yang ada di dalamnya,” jawab Ali, terpesona oleh keanggunan Mei.

Mei mengangguk. “Banyak petualangan yang bisa kau temui, tetapi ingat, tidak semua kebahagiaan datang dengan bebas. Duniaku terdiri dari keindahan dan kegelapan.”

Ali merasa bersemangat untuk menjelajahi lebih dalam, dan Mei setuju untuk menemaninya. Mereka berjalan melalui terowongan yang dipenuhi cahaya dari berbagai mineral yang bersinar. Di sepanjang jalan, Ali melihat makhluk-makhluk aneh yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Beberapa tampak ramah, sementara yang lain menakutkan.

Setelah berjam-jam berjalan, mereka tiba di sebuah danau besar yang menyala dengan cahaya biru. “Ini adalah Danau Naga,” kata Mei. “Jika kau menyentuh air ini, kau akan melihat bayangan masa depanmu.”

Berani, Ali mengulurkan tangannya dan menjelang air, menyentuhnya dengan lembut. Secepat kilat, bayangan-bayangan melintas di depannya; dia melihat keluarganya, teman-temannya, dan berbagai petualangan yang akan datang. Namun, di antara semua itu, ada bayangan kelam — ia melihat desa yang dibakar api, saudara-saudaranya berlari ketakutan.

“Kita harus kembali,” teriak Ali, panik. Airnya memantulkan visi yang mengerikan dan dia tahu dia tidak bisa membiarkan itu terjadi.

Mei mengangguk dan bersama-sama mereka mulai berlari, tetapi jalan pulang terasa lebih panjang dan menyiksa. Tombak kegelapan seolah-olah menghantui mereka, setiap detik berjalan membawa kecemasan lebih dalam hati Ali. Bising suara mendidih dari dalam kegelapan membuat mereka merasa dikejar sesuatu.

Akhirnya, mereka tiba di gerbang yang sama, tetapi Sang Penjaga sudah berada di sana menunggu. Dengan tatapan serius, Sang Penjaga berkata, “Kau telah mengambil risiko yang besar. Hal yang kau lihat di Danau Naga adalah kemungkinan. Tetapi ingatlah, setiap tindakan memiliki konsekuensinya.”

“Bagaimana aku bisa mencegahnya?” tanya Ali, jantungnya berdebar.

“Kamu harus menghentikan sesuatu yang telah kau ada di dunia nyata, agar visi itu tidak menjadi kenyataan,” jawab Sang Penjaga. “Tetapi jalan itu tidak akan mudah.”

Ali berpikir cepat. “Aku akan mencari tahu siapa yang menyebabkan kerusakan itu. Kami memiliki musuh, tetapi aku akan melindungi desaku.”

Sang Penjaga mengangguk. “Kau memiliki keberanian yang tidak dimiliki oleh banyak orang. Kembali, Ali. Kembali dan lindungi desamu. Ingat, kau bisa datang kembali ke Hvetin kapan saja, tetapi dunia luar memerlukan perlindunganmu saat ini.”

Ali meminta Mei izin untuk kembali ke dunia atas, dan meski berat, Mei mengangguk. Dengan satu gerakan, Sang Penjaga membuka gerbang kembali dan Ali melangkah keluar, dunia bawah tanah lenyap di belakangnya.

Kembali di desa, suara angin berbisik di telinganya. Dia segera mengumpulkan teman-temannya dan mempersiapkan untuk menghadapi ancaman yang ada. Ali menceritakan segalanya kepada mereka dan dengan kerjasama, mereka merencanakan strategi untuk melindungi desa. Dalam waktu yang singkat, mereka berhasil mengidentifikasi musuh mereka, sekelompok bandit yang mengincar desa mereka.

Dengan keberanian yang diperolehnya dari pengalaman di dunia bawah tanah, Ali memimpin teman-temannya dalam melawan musuh, menggunakan pengetahuan baru yang dia kumpulkan. Waktu demi waktu, mereka berhasil mengusir musuh dan menjaga keamanan desa.

Setelah pertempuran, Ali merasa bangga bisa melindungi rumahnya. Setiap orang berterima kasih kepadanya, tetapi hatinya selalu mengingat dunia bawah tanah dan janji yang disimpan di dalamnya.

Sejak hari itu, Ali menjadi bukan hanya seorang pria yang berani, tetapi juga seorang pemimpin. Sekalipun petualangan di Hvetin menyimpan seribu misteri, dia tahu bahwa tugasnya sekarang adalah melindungi dunia yang dia kenal dan cintai.

Setiap malam, saat bulan menerangi desa, Ali sering menoleh ke arah hutan dan tersenyum. Dia tahu, di tempat yang lebih dalam, ada sekat antara dunia mereka dan dunia yang lebih misterius, yang kelak bisa dia kunjungi lagi bila waktu dan tempat menyatakannya.

**Deskripsi Gambar untuk Artikel:**
Ilustrasi menggambarkan Ali, seorang pemuda berani, berdiri di depan gerbang besar yang terbuat dari batu hitam dengan ukiran kuno, di mana cahaya biru dari dunia bawah tanah memancarkan aura misterius. Di sisi kiri, terlihat Sang Penjaga dengan jubah hitam dan mata biru bersinar, sementara di sisi kanan, Mei, seorang gadis cantik dengan rambut panjang berwarna perak, tersenyum lembut. Latar belakangnya dipenuhi oleh hutan lebat, memberikan kesan magis dan rahasia dari apa yang ada di balik gerbang tersebut.

**Judul: Penjaga Gerbang ke Dunia Bawah Tanah**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *