ID Times

situs berita dan bacaan harian

Makhluk yang Membuka Gerbang Bumi

Pada suatu waktu, di sebuah desa kecil bernama Lembah Hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Raka. Desa ini dikelilingi oleh hutan lebat dan gunung-gunung yang menjulang tinggi. Setiap malam, penduduk desa bercerita tentang legenda kuno yang diturunkan dari generasi ke generasi, tentang makhluk yang mampu membuka gerbang Bumi, mengungkapkan rahasia alam dan menghubungkan dunia manusia dengan dunia lain yang penuh misteri. Raka, yang selalu terpesona oleh cerita-cerita ini, menghabiskan malamnya di bawah cahaya bulan sambil memandangi langit, berharap bisa melihat makhluk yang disebut “Penjaga Gerbang” itu.

Suatu hari, saat Raka sedang menjelajahi hutan, dia menemukan sebuah pola aneh di tanah. Pola itu berbentuk lingkaran besar dengan goresan-goresan yang rumit seolah dirancang oleh tangan yang mahir. Tanpa sadar, Raka menginjakkan kaki di tengah lingkaran tersebut, dan tiba-tiba, tanah di bawahnya bergetar. Raka panik, tetapi tidak bisa bergerak. Sebelum dia menyadari apa yang terjadi, sinar terang menyilaukan matanya, dan dalam sekejap, dia sudah berada di tempat yang sangat berbeda.

Dia berdiri di atas sebuah jembatan besar yang terbuat dari cahaya, menghubungkan dua dunia. Di seberangnya, ada padang yang luas dengan tanaman berwarna-warni yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Di tengah padang itu, Raka melihat sosok besar yang menjulang tinggi. Tubuhnya berkelap-kelip seperti bintang, dikelilingi oleh cahaya yang bergetar. Makhluk itu memiliki bentuk yang tidak bisa dijelaskan, seolah-olah setiap sudut badannya mengubah bentuk sesuai dengan cahaya dan suasana di sekitarnya.

“Selamat datang, Raka,” suara makhluk itu bergema, menembus keheningan. Suaranya lembut namun kuat, seperti gemuruh petir yang jauh. “Aku adalah Penjaga Gerbang, dan kau telah dipilih untuk mempertemukan dua dunia.”

Raka merasa bergetar di bagian dalam hatinya. “Aku… dipilih? Tapi untuk apa?” tanyanya, merasa bingung sekaligus terpesona.

“Dunia kita terhubung dengan cara yang tak terlihat oleh mata. Namun, saat-saat tertentu, seperti sekarang, gerbang antar dunia terbuka. Setiap makhluk yang merindukan pengetahuan dan kebijaksanaan dipanggil untuk melakukan perjalanan ini. Kau, Raka, memiliki jiwa yang bebas, dan itulah sebabnya kau ada di sini,” jawab makhluk tersebut dengan lembut.

Raka pun melangkah lebih dekat, rasa ingin tahunya semakin membara. Penjaga Gerbang memulai menjelaskan tentang kedua dunia. “Dunia yang kau tinggali dipenuhi dengan kesibukan, tetapi sering kali kau melupakan hubunganmu dengan alam. Di sini, di dunia ini, segala sesuatu hidup dalam harmoni. Setiap pohon, setiap batu, setiap sungai memiliki cerita dan kekuatannya sendiri. Namun, dengan terbukanya gerbang ini, ada risiko yang harus kau hadapi.”

“Apa risikonya?” tanya Raka dengan serius, semakin penasaran.

“Ketika kau harus memberi, kau akan kehilangan sesuatu. Ketika kau mengambil, kau harus memberi kembali. Itulah hukum alam. Jika kau ingin belajar tentang kekuatan yang ada di bumi dan bagaimana menjadi bagian dari siklus ini, kau harus bersedia berkorban,” makhluk itu menjelaskan, matanya berkilau seperti bintang.

Raka mengambil napas dalam-dalam. Dia tahu bahwa dia telah memulai perjalanan yang bisa mengubah hidupnya selamanya. Dia mengangguk, menandakan bahwa dia bersedia belajar. Penjaga Gerbang melangkah maju, dan saat itu Raka merasakan aliran energi yang hangat menyelimuti dirinya. Terasa seperti sebuah pelukan yang menguatkan.

“Baiklah, Raka. Mari kita mulai perjalanan ini,” kata Penjaga Gerbang.

Tanpa sadar, Raka dan makhluk itu melangkah melewati jembatan cahaya dan tiba di padang yang indah. Cuaca di sana sangat nyaman, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Tanahnya lembut dan penuh dengan kehidupan. Raka melihat hewan-hewan yang berlarian, burung yang berkicau, dan bunga-bunga yang bergetar lembut mengikuti angin.

“Di sini, Raka, kau akan belajar cara berkomunikasi dengan alam. Kau akan belajar bagaimana mendengarkan dan memahami bahasa tanaman dan hewan,” jelas Penjaga Gerbang.

Raka menghabiskan waktu berjam-jam belajar. Dia berlatih untuk mendengarkan suara alam, merasakan getaran di sekitarnya, dan membaca tanda-tanda yang ditinggalkan oleh makhluk lain. Suatu hari, saat dia sedang duduk di tepi sungai, Raka melihat seekor burung kecil yang terluka. Tanpa berpikir panjang, dia menghampiri burung itu dan memeriksa sayapnya yang patah. Raka merasakan hatinya bergetar, memahami bahwa makhluk itu butuh pertolongan.

“Bantu aku, Penjaga!” teriak Raka, “Aku ingin menyelamatkannya.”

Penjaga Gerbang mendekat dan tersenyum. “Buka hatimu, Raka. Dengan niat baik, kau akan menemukan cara.”

Raka memejamkan matanya dan mengalirkan energi positif ke burung tersebut. Tiba-tiba, dia merasakan cahaya hangat mengalir dari tangannya ke tubuh burung itu. Saat Raka membuka matanya, dia melihat burung itu mulai bergerak, sayapnya pulih kembali. Burung itu bangkit dan terbang tinggi ke langit, berkicau gembira. Raka merasakan kebahagiaan yang mendalam. Dia akhirnya mengerti apa yang dimaksud Penjaga Gerbang. Setiap tindakan baik membawa dampak yang positif.

Namun, seiring berjalannya waktu, Raka juga menyadari risiko yang harus dia hadapi. Setiap kali ia menggunakan kekuatan barunya untuk membantu makhluk lain, dia merasakan energi dalam dirinya sedikit berkurang. Saat nyawanya terikat dengan keseimbangan dua dunia, Raka harus siap untuk menghadapi kehilangan yang mungkin terjadi.

Suatu malam, Raka dan Penjaga Gerbang berdiskusi tentang perjalanan yang telah diambil. Raka merenung, “Apakah semua ini akan membuatku kehilangan diriku sendiri?”

“Setiap perubahan adalah sebuah pengorbanan, dan mengorbankan bagian dari diri kita adalah hal yang wajar perjalanannya,” jawab Penjaga Gerbang. “Namun, kau akan menemukan makna baru dalam hidupmu. Kebijaksanaan dan pemahaman yang akan kau bawa akan membuatmu lebih kuat.”

Dengan keyakinan dalam hati, Raka melanjutkan perjalanannya. Dia membantu makhluk-makhluk lain, menyelamatkan pohon-pohon yang terancam ditebang, dan mengembalikan keseimbangan yang hilang. Namun, saat ia semakin dalam terlibat, ia menyadari satu hal yang menyakitkan; setiap kali ia melakukan kebaikan, bahwa ia semakin kehilangan bagian dari ingatannya tentang rumah, tentang desa Lembah Hijau yang ia tinggalkan.

Suatu hari, setelah menyelamatkan padang yang nyaris terbakar, Raka merasa sangat lemah. Energi dalam dirinya nyaris habis. Dia menatap Penjaga Gerbang dengan tatapan penuh harapan dan ketakutan. “Apakah aku akan kehilangan semuanya? Apakah aku tak akan pernah kembali?”

Penjaga Gerbang menjawab dengan tatapan penuh pengertian. “Setiap makhluk memiliki pilihan, Raka. Pilihan untuk kembali ke tempat asal atau melanjutkan perjalanan yang kau pilih. Namun, ingatlah, apapun pilihanmu, kekuatan yang kau pelajari akan selalu menjadi bagian dari dirimu.”

Raka tahu saatnya telah tiba. Ia harus membuat keputusan; untuk kembali ke desa yang dicintainya atau tetap berada di dunia baru yang telah membentuknya. Raka merasa jiwanya berkonflik, namun dalam ketenangan, ia mengambil keputusan.

“Aku ingin pulang,” katanya tegas, dengan mata berbinar. Penjaga Gerbang mengangguk, seolah memahami isi hatinya dan langkah-langkah berani yang diambil Raka untuk menjalani takdirnya.

Gerbang kembali terbuka, membiarkan cahaya terang menyelimuti mereka. Dalam sekejap, Raka merasa tubuhnya di angkat oleh cahaya. Ketika cahaya mereda, ia mendapati dirinya kembali di tengah lingkaran misterius di hutan yang sama.

Raka berpaling, berusaha mengingat semua yang telah ia pelajari. Namun, ia merasakan kehangatan dalam dirinya yang tak bisa diuraikan. Entah bagaimana, koneksi antara dunia dan jiwanya tetap terjaga. Dia tahu, meskipun dia telah kembali pulang, ia kini adalah penghubung antara dua dunia.

Dari hari itu, Raka menjadi penjaga Lembah Hijau. Dia menceritakan semua yang ia pelajari tentang alam, membantu penduduk desa untuk lebih menghargai lingkungan. Raka menyelamatkan pohon-pohon, mengajak teman-temannya untuk berinteraksi dengan alam dan mendengarkan suara-suara yang jarang didengar

**Judul: Makhluk yang Membuka Gerbang Bumi**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *