ID Times

situs berita dan bacaan harian

Makhluk yang Mengawasi Pergerakan Gunung Berapi

Di balik kabut tebal yang menyelimuti Puncak Merapi, ada sebuah kisah yang tidak banyak diketahui orang. Kisah tentang seorang penjaga yang tak kasat mata, makhluk yang selama berabad-abad mengawasi setiap gerakan gunung berapi tersebut. Makhluk ini tidak pernah terlihat oleh manusia, namun keberadaannya bisa dirasakan oleh alam sekitar.

Di sebuah desa kecil bernama Margoagung yang terletak tidak jauh dari kaki Gunung Merapi, tinggal seorang pemuda bernama Raka. Sejak kecil, Raka terdengar cerita-cerita tua tentang gunung berapi dan penjaganya. Kakeknya, seorang dukun desa, sering menceritakan tentang makhluk misterius yang dinamakan “Daru” yang diyakini bertugas untuk menjaga keseimbangan alam di sekitar gunung. Menurut cerita, Daru bisa berupa cahaya yang menerangi malam atau suara gemuruh yang menandakan ada bahaya yang mengancam.

Suatu malam, setelah hujan deras mengguyur desa, Raka terbangun karena suara gemuruh yang menggetarkan bumi. Seakan-akan ada roh dari dalam gunung yang berteriak. Raka teringat pada kisah kakeknya. “Apa makhluk itu kembali?” tanyanya dalam hati. Tanpa ragu, ia memutuskan untuk mendaki gunung di malam hari, bertekad untuk menemukan keberadaan Daru.

Dalam perjalanan menuju puncak, Raka mengenakan jaket tebal dan membawa senter. Hawa dingin mengigit kulitnya, tetapi tekadnya tidak tergoyahkan. Saat mendaki, ia merasakan getaran halus di bawah kakinya. “Apakah ini tanda Daru ada di dekat sini?” Raka bergumam. Ia melanjutkan perjalanan, menembus kabut tebal yang membungkus puncak gunung.

Setiba di puncak, suasana berubah menjadi mencekam. Bulan bersinar purnama, namun cahaya itu tidak membantu menerangi kegelapan yang menyelimutinya. Tiba-tiba, Raka mendengar deru angin di antara celah-celah batu. Ia merasa seolah-olah ada yang mengawasinya. Dengan keberanian yang tersisa, ia memanggil, “Daru! Tunjukkan dirimu!”

Jawaban tidak disediakan secepat itu. Namun, dari sela-sela bebatuan, Raka melihat sinar lembut yang mulai perlahan muncul. Sinar itu membentuk sosok yang anggun, nyaris transparan, dengan warna biru kehijauan. Raka terbelalak. “Apakah itu Daru?” Ia merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Makhluk itu mendekat, dan sosoknya kini dapat dilihat dengan jelas. Wajahnya lembut, dengan mata yang memancarkan kebijaksanaan. Raka merasa tenang, seolah semua ketakutannya menguap dihadapan makhluk tersebut. “Aku adalah Daru, penjaga Gunung Merapi,” ucap makhluk itu, suaranya lembut seperti desir angin.

Raka terkejut, namun ia memberanikan diri. “Mengapa kau mengawasi gunung ini? Apa yang terjadi di sini?” tanyanya.

Daru tersenyum bijak. “Gunung Merapi adalah tempat yang penuh kekuatan. Ia memiliki jiwa dan emosi sama seperti manusia. Tugasku adalah menjaga keseimbangan antara kekuatan yang menggelegak di dalamnya dan kehidupan yang ada di sekitarnya.”

“Namun, belakangan ini, gunung ini seolah marah. Mengapa?” tanya Raka.

Daru mengambil napas panjang. “Kepunahan hutan dan pembakaran lahan telah membuat gunung ini terluka. Manusia lupa akan tanggung jawabnya terhadap alam. Setiap tindakan mereka menghasilkan getaran yang mengganggu keseimbangan ini.”

Raka mulai memahami. “Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk membantu?” tanyanya dengan penuh harapan.

“Ya, kau bisa menjadi jembatan antara manusia dan alam,” jawab Daru. “Sebarkan pesan ini kepada desa, ajak mereka untuk menjaga lingkungan, menanam pohon, dan kembali hidup selaras dengan alam.”

Raka merasa beban besar berada di pundaknya. Ia mengangguk. “Aku akan melakukannya. Aku akan menciptakan kesadaran di antara penduduk desa tentang pentingnya menjaga alam.” Dengan tekad yang membara, Raka berjanji kepada Daru.

Daru melanjutkan, “Ingatlah, Raka, kekuatan sebuah komunitas berlandaskan pada kepedulian. Jika semua bergerak bersama, mereka akan merasakan harmonisasi dengan alam. Aku akan mengawasi pergerakanmu dan membantumu, tetapi kau harus berkomunikasi dengan hati.”

Setelah percakapan yang penuh makna itu, Daru mulai memudar, semilir angin menjadikan keberadaannya kian samar. Raka merasa terinspirasi dan tergerak hatinya. Ia tahu tugas berat menantinya di bawah sana, tetapi saat singa malam purnama melangkah pergi, semangat juangnya pun menguat.

Ketika Raka kembali ke desa, dia langsung memanggil teman-temannya dan mengumpulkan seluruh penduduk. Dengan semangat dan pengabdian, ia jelaskan pengalamannya di puncak gunung. Banyak yang skeptis, namun beberapa penduduk tergerak oleh keyakinannya. Mereka berjanji untuk mendengarkan.

Maka dimulailah perjalanan mereka membangun kesadaran. Raka dan teman-temannya mengorganisir berbagai program penanaman pohon, membersihkan sampah di sekitar desa, dan mengadakan pertemuan untuk berbicara tentang pentingnya menjaga bumi. Penduduk desa mulai merasakan perubahan. Mereka memahami bahwa hidup berdampingan dengan alam akan membawa kedamaian.

Seiring waktu, Cahaya Merapi menjadi bersinar lebih cerah, tanda bahwa Daru melihat usaha mereka. Raka melanjutkan aktivitasnya dengan penuh semangat, merasakan kehadiran Daru dalam setiap langkahnya. Margoagung perlahan-lahan berubah menjadi desa yang lebih hijau dan akrab dengan alam.

Suatu malam, saat Raka duduk di bawah bintang-bintang, sama seperti malam pertama ia mendaki gunung, Daru muncul kembali. “Raka, usaha kalian tidak sia-sia. Gunung Merapi mulai tenang. Terima kasih telah mendengarkan dan mengajak orang lain untuk memiliki hubungan yang lebih baik dengan alam.”

Raka merasa sangat bangga. “Aku hanyalah jembatan, Daru. Semua ini bukan hanya usaha saya. Ini adalah upaya bersama komunitas.”

Daru tersenyum. “Benar, dan ingatlah, setiap individu bisa menjadi makhluk pelindung alam seperti yang kau lakukan. Aku senantiasa ada di sini, dan kau tidak pernah sendiri dalam menghadapi tantangan.”

Dengan berkat dari Daru, Raka melanjutkan perjuangannya. Ia menyadari bahwa setiap butir usaha memiliki kekuatan yang dapat membawa perubahan. Keseimbangan alam terjalin kembali, dan cerita tentang Makhluk yang Mengawasi Pergerakan Gunung Berapi pun menjadi legenda yang takkan pernah pudar di Margoagung.

Sejak saat itu, desa itu tak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga sebagai komunitas yang berkomitmen untuk melindungi lingkungan. Kini, saat malam purnama bersinar, penduduk desa menatap Gunung Merapi dengan rasa syukur, merasakan kedamaian yang dibawa oleh Daru, makhluk tak kasat mata yang selalu ada untuk mengawasi dan melindungi mereka.

**Deskripsi Gambar untuk Artikel:**
Gambar di artikel ini menggambarkan Gunung Merapi yang megah di bawah cahaya bulan purnama. Di latar depan terlihat sosok Raka yang berdiri dengan latar belakang sinar lembut yang samar, menggambarkan Daru, makhluk penjaga gunung. Suasana malam terlihat magis, dengan kabut tipis di sekitar puncak gunung, memberikan nuansa misterius yang sesuai dengan tema cerita. Bintang-bintang berkelip di langit, menciptakan keindahan yang harmonis antara alam dan makhluk yang menjaga keseimbangan.

**Judul: Makhluk yang Mengawasi Pergerakan Gunung Berapi**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *