Makhluk dari Alam Semesta Paralel
August 29, 2024
Di sebuah desa kecil yang terletak di pinggir hutan lebat, terdapat seorang pemuda bernama Arya. Sejak kecil, Arya dikenal sebagai anak yang berbeda. Ia tidak seperti teman-teman sebayanya yang senang bermain di luar rumah. Arya lebih suka menghabiskan waktu sendiri di perpustakaan tua desa, menghabiskan berjam-jam untuk membaca tentang astronomi dan fenomena alam semesta. Dia terpesona oleh gagasan tentang alam semesta paralel — dunia yang mungkin ada di samping dunia kita, di mana segala sesuatu bisa saja berbeda.
Suatu malam, saat bulan purnama bersinar cerah dan bintang-bintang berkelap-kelip, Arya memutuskan untuk melakukan eksperimen sederhana. Ia mengatur teleskop kunonya di halaman belakang rumahnya. Dia ingin melihat bintang-bintang lebih dekat, berharap menemukan sesuatu yang tidak biasa. Namun saat ia sedang mengamati, tiba-tiba teleskop tersebut mengeluarkan cahaya yang sangat terang. Arya terkejut dan hampir terjatuh dari kursinya.
Cahaya itu memancar dengan intensitas luar biasa, dan seketika, Arya merasa seolah-olah dirinya ditarik ke dalam lingkaran cahaya tersebut. Dunia di sekelilingnya mulai berputar, dan dalam sekejap, ia mendapati dirinya berada di sebuah tempat yang sama sekali tak dikenal.
Langit di atasnya berwarna ungu, dengan bintang-bintang yang bersinar dalam warna-warna aneh — biru, hijau, dan merah muda. Di hadapannya, berdirilah makhluk yang sangat berbeda dengan yang pernah ia lihat sebelumnya. Makhluk itu memiliki tubuh yang tinggi dan ramping, kulitnya berkilau seperti kristal, dan matanya berbinar cerah, seolah-olah dipenuhi cahaya bintang.
“Aku adalah Lira,” kata makhluk itu, suaranya lembut, namun tegas. “Kau telah melintasi batas alam semestamu dan berada di sini, di Alam Semesta Paralel.”
Arya terpesona dan sedikit ketakutan. “Apa yang terjadi? Kenapa saya bisa ada di sini?”
Lira menjelaskan bahwa ada banyak versi dunia ini, dan setiap kali seseorang memiliki pemikiran yang kuat tentang kemungkinan yang berbeda, celah antara alam semesta dapat terbuka. Arya, dengan semua pertanyaan dan rasa ingin tahunya, secara tidak sengaja telah menciptakan celah tersebut dengan keinginannya untuk lebih memahami alam semesta.
“Aku ingin belajar semua tentang ini,” kata Arya dengan penuh antusias. Lira tersenyum, “Jika demikian, aku akan membawamu menjelajahi alam semesta kami.”
Dengan ketegangan yang luar biasa, Arya mengikuti Lira. Mereka berjalan melewati hutan yang bercahaya, di mana pohon-pohon bercahaya dengan warna-warna cerah dan hewan-hewan yang aneh, mirip dengan unicorn dan burung bertubuh tinggi, melintas di sekitar mereka. Aroma aneh dan manis memenuhi udara, dan pemandangan itu membuat Arya merasa seperti berada dalam mimpi.
Setelah beberapa waktu berjalan, mereka tiba di sebuah kota yang megah. Bangunan-bangunan di sana terbuat dari bahan semi-transparan, dengan bentuk yang tidak terdapat di dunia Arya. “Ini adalah Kota Celestia,” kata Lira. “Di sinilah semua makhluk dari berbagai alam semesta bertemu.”
Kota itu dipenuhi dengan warna-warna cerah yang tak pernah dilihat sebelumnya. Begitu banyak makhluk dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna berinteraksi satu sama lain. Arya terpesona melihat keberagaman yang ada di hadapannya. Ia melihat makhluk mirip ikan yang bisa terbang, serta tanaman raksasa yang berjalan di atas akar mereka.
Lira membawanya ke sebuah piazza besar, di mana makhluk-makhluk berkumpul untuk berbagi cerita dan pengetahuan. “Setiap makhluk di sini memiliki kisah dan pengalaman berbeda, ini adalah tempat di mana kita saling belajar,” jelas Lira. Arya merasakan rasa ingin tahunya semakin membara.
Di tengah piazza, ada sebuah forum di mana seorang pemimpin makhluk bercerita tentang petualangannya di dunia lain. Arya mendengarkan dengan hati-hati saat makhluk itu berbicara tentang demokrasi, peradaban, dan perjuangan makhluk di bumi yang berbeda. Hal itu membuatnya merasa beruntung bisa lahir di desanya dan memiliki kemungkinan untuk mengeksplorasi lebih banyak, berbeda dengan makhluk lain yang mungkin terjebak dalam rutinitas.
”Jika Anda ingin kembali ke dunia Anda, ada satu hal yang harus Anda lakukan,” ujar Lira sambil tersenyum. “Anda harus mengetahui tujuan nyata dari semesta ini.” Arya merenung, apa yang mungkin maksud Lira.
“Berjalanlah ke hutan ini,” kata Lira sambil menunjuk ke arah hutan. “Di dalamnya terdapat Portal Kembali ke dunia Anda. Namun, Anda harus menunjukkan bahwa Anda telah belajar sesuatu yang berarti dari petualangan ini.” Arya bersedia dan melanjutkan perjalanan ke dalam hutan.
Sebelum pergi, Lira memberinya sebuah batu kecil berkilau. “Batu ini akan membantumu ingat ilmu yang kau pelajari dan pengalaman yang kau alami,” kata Lira. Arya merasa sangat berterima kasih kepada Lira, karena siapa pun yang memberinya kesempatan untuk belajar adalah sesuatu yang sangat berharga bagi dirinya.
Di dalam hutan, Arya menemukan berbagai makhluk dan pengalaman yang lebih menakjubkan. Dia bertemu dengan makhluk yang menyerupai kucing namun bisa berbicara dan memberikan nasihat bijak. Ia juga menjumpai tanaman penyembuh yang berbagi rahasia tentang cara menjaga bumi agar tetap hidup.
Ketika Arya mendekati Portal Kembali, ia merasa penuh dengan pengetahuan baru. Ia akhirnya memahami bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang kelahiran dan kehidupan, tetapi tentang keinginan untuk belajar, mengeksplorasi, dan memahami apa yang mengikat segala sesuatu dalam semesta ini.
Sesaat sebelum melangkah ke dalam portal, Arya menoleh untuk melihat Lira. “Terima kasih, Lira. Saya tidak akan melupakan pelajaran ini.” Lira tersenyum. “Semoga pelajaran itu dapat kau bagikan di dunia mu, karena pengetahuan adalah jembatan yang menghubungkan semua alam semesta.”
Dengan satu langkah besar, Arya melangkah ke dalam portal dan seketika merasa ditarik kembali ke dunianya. Ketika matanya terbuka, ia mendapati dirinya kembali di halaman belakang rumahnya, teleskop yang dulu berkilau kini tampak biasa.
Namun, di telapak tangannya, ia mendapati batu berkilau yang diberikan oleh Lira. Arya tersenyum, menyadari bahwa petualangan ini tidak hanya menakjubkan tetapi juga sangat berarti. Sejak hari itu, Arya tidak hanya menjadi seorang pengamat bintang, tetapi juga seorang penyampai cerita dan penggugah rasa ingin tahu di desanya.
Ia mulai menceritakan pengalamannya kepada orang-orang di desanya, menggugah imajinasi mereka untuk memikirkan kemungkinan di dunia di luar sana. Arya tahu bahwa ia akan terus menjelajahi alam semesta paralel dalam pikirannya dan membawa pengetahuan itu untuk membantu orang-orang di sekelilingnya. Karena setiap bintang yang bersinar adalah harapan yang menjanjikan petualangan baru di penjuru alam semesta.
Sejak saat itu, Arya tidak pernah merasa kesepian lagi; ia tahu bahwa setiap malam ia bisa menatap ke angkasa dan merasakan kehadiran makhluk-makhluk dari alam semesta paralel, saling berkaitan meski terpisah oleh ruang dan waktu.
—
**Gambaran gambar untuk artikel:**
Sebuah ilustrasi menggambarkan pemandangan luar angkasa yang indah dengan latar belakang langit berwarna ungu, dihiasi bintang-bintang berwarna cerah. Di latar depan, terlihat Arya, seorang pemuda dengan raut wajah penuh rasa ingin tahu, berdiri di samping Lira, makhluk tinggi dengan kulit berkilau dan mata bercahaya. Di sekeliling mereka, ada flora dan fauna fantastis yang menunjukkan kekayaan keanekaragaman Alam Semesta Paralel.