ID Times

situs berita dan bacaan harian

Roh dari Dunia yang Hilang

Di sebuah desa kecil yang terletak di pinggir hutan lebat, hiduplah seorang pemuda bernama Raga. Ia dikenal sebagai pemuda yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu, tetapi juga memiliki sebuah rahasia yang tak pernah ia ungkapkan kepada siapa pun. Sejak kecil, Raga sering melihat sosok-sosok halus yang berkelebat di antara pepohonan, seringkali begitu samar hingga membuatnya ragu apakah itu benar adanya atau hanya khayalannya semata.

Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, Raga memutuskan untuk menjelajahi hutan yang selama ini membuatnya terpesona. Dengan hanya penerangan dari senter kecil, ia melangkah masuk ke dalam kegelapan, diiringi suara gemerisik daun dan desahan angin. Keberanian dan rasa penasarannya mendorongnya berjalan lebih jauh hingga ia tiba di sebuah clearing, sebuah tempat yang terasa berbeda dari yang lainnya.

Di tengah clearing, terdapat sebuah batu besar yang tampak kuno, diselubungi lumut hijau dan ditutupi akar-akar pohon. Raga merasakan energi aneh yang memancar dari batu itu, dan seolah-olah mengundangnya untuk mendekat. Ketika ia menempatkan tangan di atas batu, suatu keajaiban terjadi. Sebuah cahaya putih bersinar dan muncul sosok seorang wanita muda dengan gaun putih berkilau. Wajahnya cantik, tetapi matanya tampak memancarkan kesedihan yang mendalam.

“Siapa kau?” tanya Raga terkejut, namun terdengar tenang.

“Aku adalah Melati, roh dari dunia yang hilang,” jawab wanita itu. Suaranya lembut namun penuh emosi. “Aku terperangkap di antara dimensi karena sebuah kesalahan yang dilakukan oleh leluhurmu.”

Raga merasa hatinya bergetar mendengar kata-kata Melati. Ia mendekat, berusaha memahami. “Apa maksudmu? Apa yang bisa aku lakukan?”

Melati menjelaskan bahwa ribuan tahun yang lalu, desanya pernah menjalin ikatan dengan dunia lain yang kaya akan keajaiban dan kebaikan. Namun, karena keserakahan manusia, ikatan itu terputus, menyebabkan roh-roh dari dunia lain terjebak dan kehilangan arah. Kini, Melati dan teman-temannya merindukan rumah mereka, dan satu-satunya cara untuk membebaskan mereka adalah dengan mencari tahu kutukan yang menghalangi jalan mereka pulang.

Setiap malam, Raga bertemu dengan Melati di tempat yang sama. Mereka berbagi cerita, dan setiap detik yang berlalu, Raga merasakan hubungan yang kuat tumbuh antara mereka. Melati menunjukkan kepadanya keindahan dunia yang hilang, di mana segala sesuatu hidup dalam harmoni dan kedamaian. Raga bertekad untuk membantu Melati, dan mereka mulai mencari petunjuk tentang kutukan yang menghalangi jalan para roh.

Raga menggali informasi dari salinan kuno di perpustakaan desa, berbicara dengan orang-orang tua yang mencintai legenda asal usul desa. Dari semua penelitian itu, ia menemukan bahwa kutukan itu berasal dari sebatang pohon tua yang berada di pusat hutan. Konon, pohon itu adalah simbol dari hubungan antara dunia manusia dan dunia roh. Namun, seiring waktu, pohon itu menjadi kering dan layu akibat tindakan serakah penduduk desa yang mengeksploitasi hutan.

Dihadapkan pada fakta ini, Raga merasakan berat dalam hatinya. Ia tidak ingin menghancurkan akar perjuangan Melati dan teman-temannya, tetapi ia juga tahu bahwa ia harus berbuat sesuatu. Dalam mimpinya, Melati sering memberinya inspirasi dan kekuatan. “Carilah akar dari pohon itu, dan mengubahnya menjadi kehidupan, maka roh-roh akan bebas,” bisik Melati dalam mimpi satu malam.

Mengumpulkan keberanian dan pengetahuan yang dimilikinya, Raga memutuskan untuk melakukan ritual pemulihan. Ia mengundang penduduk desa untuk berkumpul di clearing pada malam bulan purnama berikutnya. Dalam pertemuan itu, ia menceritakan kisah Melati dan kutukan yang diterima oleh roh-roh. Beberapa orang skeptis, tetapi mereka yang percaya pasti merasakan keajaiban dan rasa sedih dalam cerita Raga.

Pada malam yang ditentukan, Raga dan penduduk desa berkumpul di sekitar pohon tua. Dalam kehangatan api unggun, mereka berdoa dan memohon ampunan kepada alam, meminta agar mereka dapat memperbaiki kesalahan di masa lalu. Raga mengambil alat ukir dan mulai mengukir bagian dari akar pohon, menanamkan harapan dan impian dari semua generasi sebelumnya.

Ketika Raga mengukir, cahaya melingkupi clearing, dan Melati muncul di sampingnya. “Kau telah melakukannya, Raga! Kau mengingatkan mereka akan ikatan kita!” katanya dengan gembira.

Dengan dorongan dari Raga, semua orang menyentuh pohon tua dan membayangkan semua hal indah yang mereka inginkan untuk dunia roh yang hilang. Dalam sekejap, energi positif meluap dari pohon, dan warna-warni cahaya muncul di sekelilingnya, membangkitkan kehidupan yang sudah lama hilang.

Akhirnya, Melati merasakan kebebasan menyelimuti dirinya. “Terima kasih, Raga. Kau telah membebaskan kami. Kini saatnya aku pulang,” ujarnya, menahan air mata yang bercampur dengan senyum kebahagiaan.

Raga merasakan semua emosi bercampur aduk. Ia senang karena telah berhasil membantu Melati, tetapi di saat yang sama, ia merasa kehilangan. “Tidak, Melati! Jangan tinggalkan aku!” teriaknya, seakan kehadirannya akan lenyap selamanya.

Melati tersenyum lembut, “Aku akan selalu bersamamu, dalam setiap detak jantungmu, Raga. Ingatlah, kita adalah satu dalam jiwa. Kini, dunia roh akan kembali hidup, dan semua akan baik-baik saja.”

Dengan satu gerakan tangan, Melati mengucapkan mantra yang membuat semua roh dari dunia hilang terangkat ke langit, meninggalkan cahaya indah yang membekas di malam yang gelap. Raga menyaksikan dengan hati yang bergetar, melihat bagaimana roh-roh itu berbaur kembali dengan alam semesta, pulang ke tempat asal mereka.

Sekembalinya di desa, Raga berjanji akan menjaga hubungan antara dunia manusia dan roh. Ia berusaha mendidik penduduk desa tentang pentingnya menjaga alam dan menghormati semua makhluk. Sejak saat itu, desa itu menjadi subur dan harmonis, dan Raga tahu bahwa ia akan selalu menyimpan kenangan Melati dalam hatinya.

Setiap malam bulan purnama, Raga kembali ke clearing, tidak hanya untuk mengenang Melati, tetapi juga untuk merayakan kehidupan yang baru. Ia tahu bahwa meski Melati telah pergi, cinta dan semangat mereka akan abadi, selamanya menjadi bagian dari kisah roh dari dunia yang hilang.


**Deskripsi Gambar untuk Artikel**:
Gambar yang menggambarkan suasana malam di clearing hutan dengan bulan purnama bersinar cerah. Di tengah clearing, terdapat sebuah batu besar yang dikelilingi oleh cahaya lembut, sementara sosok seorang wanita muda bergaun putih, Melati, berdiri di sampingnya. Latar belakang hutan lebat dengan pepohonan tinggi, menciptakan aura magis dan misterius. Wajah Raga yang penuh rasa kagum dan haru, berdiri dengan tangan terulur ke arah Melati, menggambarkan momen emosional antara keduanya.

**Roh dari Dunia yang Hilang**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *