Rumah di Atas Awan
August 12, 2024
Pak Tani Awan tinggal sendirian di rumahnya yang terbuat dari kayu dan bambu itu. Meskipun terpencil, Pak Tani Awan tetap menjalankan tugasnya sebagai petani dengan penuh dedikasi. Setiap pagi, ia turun ke lereng gunung untuk merawat sawahnya yang subur, sementara sore harinya, ia kembali ke rumahnya di atas awan.
Penduduk desa sering kali penasaran dengan kehidupan Pak Tani Awan di rumahnya yang misterius itu. Mereka berusaha mencari tahu lebih banyak tentang sosok tua yang memiliki keunikannya sendiri. Namun, Pak Tani Awan selalu menutup pintu rumahnya rapat-rapat dan jarang berinteraksi dengan orang lain.
Suatu hari, seorang anak muda dari desa mencoba mendekati Pak Tani Awan dan meminta izin untuk mengunjungi rumah di atas awan itu. Tak disangka, Pak Tani Awan dengan senang hati menerima permintaan anak muda tersebut. Mereka lalu bersama-sama naik ke puncak gunung dengan perahu kayu menuju rumah yang menarik perhatian banyak orang itu.
Ketika tiba di rumah di atas awan, anak muda itu terpesona melihat pemandangan indah yang terbentang di hadapannya. Dari atas sana, ia bisa melihat seluruh desa dan sawah yang hijau subur. Pak Tani Awan tersenyum melihat kagum anak muda tersebut.
“Rumah ini adalah surga bagi saya,” ujarnya sambil menatap awan putih yang berarak di langit biru. “Di sini saya merasa damai dan bahagia, jauh dari hiruk pikuk dunia luar.”
Anak muda itu kemudian mengerti mengapa Pak Tani Awan begitu mencintai rumahnya di atas awan. Ia belajar bahwa kebahagiaan sejati bisa ditemukan di tempat yang sederhana dan alam semesta yang indah. Dari hari itu, anak muda itu sering kali kembali mengunjungi rumah di atas awan untuk belajar bijaksana dan menemukan kedamaian yang sejati.